Biaya Hidup Cuma Rp 2,5 juta/Bulan Itu Pun Dibayar Telat, Guru SM-3T Tidak Mengeluh Dengan Keadaan

Ini saya sebut masalah klasik yang masih belum terselesaikan, tapi mereka memang dilatih untuk itu. bertahan dalam berbagai keterbatasan, dan mereka bukanlah dikirim untuk mengeluh. 

SELUMA – Guru Sarjana Mendidik Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) yang berjumlah 65 orang dari Sumatera Utara yang bertugas di Kabupaten Seluma ternyata tidak digaji. Mereka hanya akan mendapatkan biaya hidup sebesar Rp 2,5 juta perbulan. “Uang Rp 2,5 juta yang dijanjikan itu bukanlah gaji. Kami menyebutnya biaya hidup. Karena nggak mungkin kami mengajar selama 1 tahun di sini tanpa ada biaya hidup. Kalau gaji nggak ada,” ujar Koordinator SM-3T, Muhammad Yusuf S.Pd kepada RB kemarin (14/9).

Dikatakan Yusuf, sampai hari kesepuluh ini sejak guru SM-3T mulai mengajar di Seluma, mereka belum juga mendapat kiriman biaya hidup. Sedangkan bekal dan uang serap yang mereka bawa dari kampung halaman mereka sudah menipis, bahkan ada beberapa guru yang sudah tidak lagi mempunyai uang. “Harusnya biaya hidup dibayar di awal bulan untuk keperluan hidup karena kami belum ada persiapan yang cukup,” kata Yusuf.

Selain itu, guru SM-3T juga tidak mempunyai fasilitas apa-apa. Termasuk alat bantu komunikasi dan akses ke internet seperti modem, wifi dan lainnya. Saat pertama tiba di Kabupaten Seluma, mereka hanya diberikan dompet dan tas dari dinas pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Seluma. Itupun hanya khusus untuk guru yang ditugaskan di daerah pedalaman dan terpencil.

Sembari menunggu kiriman uang biaya hidup, kini guru SM-3T banyak dibantu oleh masayarakat setempat. Kadang mereka dibantu dengan beras, kue dan kadang-kadang diajak makan bersama oleh masyarakat. “Kalau masalah uang, ada yang sampai minta dikirimkan uang dari keluarganya. Uang biaya hidup mungkin dikirim akhir bulan,” ujar Yusuf.

Namun Yusuf mengatakan tidak ada satu pun dari guru SM-3T yang mengeluh dengan keadaan tersebut. Merteka hanya berharap uang biaya hidup segera ditransfer ke rekening mereka masing-masing. “Kami tidak pernah mengeluh, karena kami sudah ditempa dan dilatih semi militer. Lokasi jalan menuju sekolah yang sulit tetap kami tempuh,” kata Yusuf.

Guru SM-3T
Termasuk untuk komunikasi dengan murid dan masyarakat setempat sudah mulai dibiasakan. “Kami mulai menyesuaikan dialeg bahasa serawai. Intinya kami sudah beradaptasi dan kami semua sudah merasa nyaman dengan lingkungan sekolah tempat kami mengajar,” ujar Yusuf yang ditempatkan di SMAN 3 Desa Padang Pelasan mengajar pelajaran seni dan budaya.

Sementara itu, Kepala dinas Dikbud Kabupaten Seluma Muksir Ibrahim S.Pd melalui Kabid Dikmen Maryono M.Pd mengatakan turut prihatin dengan kondisi guru SM-3T yang saat ini sedang kesulitan ekonomi untuk biaya hidup di daerah pedalaman. “Kita akan mengimbau seluruh kepala sekolah agar mau memberikan talangan atau pinjaman uang kepada guru SM-3T yang membutuhkan,” ujar Maryono.

*tew/harianrakyatbengkulu

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama