Pola Sebaran Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Merujuk pada Gambar 2.1, jika kita perhatikan dengan cermat, satu-satunya kawasan di daerah tropis (khatulistiwa) yang mempunyai keunikan tersendiri adalah Indonesia. Indonesia merupakan satu-satunya negara kepulauan terbesar yang dilalui garis khatulistiwa. Selain itu, posisi Indonesia diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) juga dua samudera (Samudra Hindia dan Pasifik). Hal tersebut mengakibatkan Indonesia menjadi negara yang kaya sumber daya hayatinya, tidak hanya di daratan saja, bahkan kaya sumber daya hayati di lautannya. 

Keunikan tersebut sangat memengaruhi pola sebaran hayati, sehingga para ilmuwan terdahulu telah meneliti pola sebaran hayati di Indonesia. Terdapat garis pembatas yang membagi Indonesia menjadi tiga daerah, yaitu Garis Wallacea dan Garis Weber (Gambar 2.2). Ketiga daerah tersebut mempunyai tipe makhluk hidup yang berbeda-beda. Daerah paling barat Indonesia yang dibatasi oleh Garis Wallacea merupakan kawasan Orientalis. Daerah paling timur yang dibatasi oleh Garis Weber merupakan kawasan Australis. Sedangkan daerah yang berada di tengah-tengah yang dibatasi oleh garis Wallaceae dan Weber disebut dengan kawasan Wallacea atau kawasan peralihan.

Setiap daerah tersebut ternyata mempunyai ciri khas masing-masing. Daerah Orientalis mempunyai karakter fauna diantaranya mammalia berukuran besar, banyak jenis-jenis primata, dan jenis-jenis burung berkicau yang tidak berwarna cerah. Contohnya yaitu Gajah, Harimau, Orang Utan, Lutung, Jalak Kerbau, Jalak Bali, dan lain-lain. Daerah Australis mempunyai karakter fauna diantaranya mammalia berkantung dan jenis-jenis burung berwarna cerah. Contohnya yaitu Kangguru, Kasuari, Cendrawasih, dan lain-lain. Sedangkan di daerah peralihan, atau daerah Wallacea, antara orientalis dan australis mempunyai karakter yang berbeda dari kedua daerah yang mengapitnya. Contoh faunanya diantaranya Anoa, Babirusa, Burung Maleo, Komodo, dan lain-lain.

Gambar 2.2. Pola sebaran keanekaragaman hayati di Indonesia
(sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Wallace_Line)
Menurut Saudara, apa yang menyebabkan keunikan pola sebaran keanekaragaman hayati di Indonesia? Apakah Saudara pernah mendengar pergerakan lempeng bumi? Ya, ternyata pola sebaran keanekaragaman hayati di Indonesia berkaitan erat dengan fenomena geologis pergerakan lempeng bumi. Jika Saudara perhatikan warna lautan pada Gambar 5, ada yang berwarna biru muda, ada yang biru tua. Hal itu menandakan perbedaan kedalaman lautan. Pada zaman dahulu kawasan Indonesia bagian barat masih menyatu dengan Benua Asia, yang disebut dengan istilah Paparan Sunda (Sundaland). Begitu pula kawasan Indonesia bagian timur masih menyatu dengan Benua Australia,
yang disebut dengan Paparan Sahul (Sahulland). Pada masa itu makhluk hidup bebas menjelajah di masing-masing paparan tersebut, hingga pada zaman es di kutub mencair, permukaan air laut bertambah tinggi sehingga menjadikan daratan yang rendah tertutup oleh lautan. Setelah itu terbentuklah kepulauan-kepulauan yang terpisah-pisah dengan menyisakan jenis-jenis flora dan fauna
yang tertinggal di kawasan tersebut. Hal ini lah yang menyebabkan karakter flora fauna di daerah Orientalis serupa dengan flora dan fauna di Benua Asia. Demikian juga karakter flora fauna di daerah Australis serupa dengan flora dan fauna di Benua Australia. Lalu bagaimana halnya dengan Daerah Wallacea yang diapit oleh daerah Orientalis dan Australis? Ternyata daerah Wallacea atau  peralihan tersebut dari zaman dahulu memang sudah terpisah dari kedua paparan, sehingga memiliki karakter flora dan fauna yang tidak sama dengan Orientalis maupun Australis.

*Modul Guru Pembelajar KK-A

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama