Buku Penjaskes SD Yang Katanya Berbau Porno Ternyata Terbitan Kemdikbud

Pasaman - Setelah ditelusuri, buku Penjaskes yang memuat konten porno yang beredar di kalangan murid SD Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat diterbitkan Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 itu. Bagian yang paling parah ada di Bab lima tentang pendidikan kesehatan dengan sub judul menjaga kebersihan alat reproduksi.

Konten itu, dianggap belum selayaknya diketahui oleh anak SD yang masih seumur jagung

“Buku itu dicetak oleh Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas),” terang Kepala Dinas Pendidikan Pasaman, Khairil Anwar.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Pasaman Khairuddin Simanjuntak meminta Dinas Pendidikan setempat bertanggungjawab atas beredarnya buku paket tersebut. Dikatakan, sejumlah pertanyaan dan soal dalam lembaran tugas itu tidak bermoral. "Disdik harus tanggung jawab. Kita minta segera tarik itu buku dari peredaran. Pertanyaan dan soal dalam lembaran tugas tidak bermoral dan tidak pantas untuk siswa SD. Pertanyaan itu hanya pantas untuk siswa setingkat SMA," tukas Juntak.

Dari informasi yang dihimpun,dalam buku paket Penjaskes untuk SD-MI kelas V, kurikulum 2013 itu dengan jelas dan gamblang mengandung pornografi. Misalnya ada pertanyaan: "Bila kita melakukan hubungan seksual, maka akan terjadi?". Pertanyaan lainnya: "Alat kelamin laki-laki dinamakan?" dan "Alat kelamin laki-laki mengeluarkan?". Ada juga pertanyaan tentang nama alat kelamin perempuan.

Unsur pornografi di buku itu pertama kali ditemukan oleh wali murid saat membimbing anaknya belajar. "Sejumlah pertanyaan dan soal dalam buku tidak pantas untuk siswa kelas V SD, karena berbau pornografi. Karena itulah, kami merasa resah dengan beredarnya buku tersebut," kata Rusti Hatriana, salah seorang wali murid.

Isi buku yang diduga berbau porno
Ia menyebutkan, sejumlah pertanyaan dalam soal di buku itu terlalu vulgar dan belum sepantasnya diketahui oleh anak-anak sekolah dasar. Ia bersama wali murid lainnya mendesak, Disdik segera bertindak. "Saya terkejut ketika anak saya mempertanyakan di buku itu. Saya tidak bisa menjelaskan kepada anak saya, karena menurut saya mereka belum sepantasnya diketahui oleh anak-anak sekolah dasar. Ia bersama wali murid lainnya mendesak, Disdik segera bertindak. "Saya terkejut ketika anak saya mempertanyakan di buku itu. Saya tidak bisa menjelaskan kepada anak saya, karena menurut saya mereka belum pantas tahu," ujarnya. 

*h/yud/sumbarsatu

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama