Jadi Guru Tidak Cukup Hanya Mengabdi Tapi Harus Punya Kompetensi

Distribusi guru yang tidak merata memberikan dampak perbedaan kualitas anak didik yang dihasilkan setiap daerah.

Penyebab tidak meratanya guru selain karena beberapa guru memilih mengajar di kota, juga karena ada daerah yang menginginkan tenaga guru dari putera daerah sehingga tidak menerima guru dari luar daerah.

"Itu masalah yang sangat besar. Pertama masalah Sumber Daya Manusia (SDM), memang banyak guru yang mau mengabdi, tetapi tidak cukup mengabdi, tetapi juga berkompetensi, di daerah kan daerah terpencil, tidak banyak yang potensial," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sumarna Surapranata, di sela-sela peringatan Hari Guru Nasional, Jumat (25/11/2016).

Karena itu, Kemendikbud membuat sebuah program yang selama dua tahun ini sudah berjalan yaitu Guru Garis Depan (GGD) dengan mengirimkan orang-orang terbaik yang ditempatkan ke daerah-daerah terpencil.


"Mereka (GGD-red.) senang sekali, karena pada dasarnya mereka adalah Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) yang pernah mengajar di daerah terpencil, hanya status dinaikkan menjadi PNS," tutur Sumarna.

Sumarna menyampaikan jika pada tahun 2016 telah menerima sebanyak 6.296 orang yang akan ditempatkan pada Januari 2017 dan saat ini sedang dalam proses pembekalan, tidak hanya itu pada 2017 SM3T sebagian adalah putera daerah.

"Sarjana mengajar di daerah terdepan, terluar, tertinggal ada sebagian putera daerah yaitu orang-orang yang pintar, hebat-hebat dan yang semangat, punya jiwa pendidikan dari universitas-universitas daerah kita rekrut, kita tempatkan di daerah mereka," jelasnya.

*.netralnews/Martina/Lince

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama