Mengharukan, Perjuangan Guru Honorer yang Lewati Lumpur Demi Menuju Sekolah

PALI - Sejumlah foto yang diunggah akun Facebook Endangwinarsih yang memperlihatkan perjuangan guru menuju SDN 23 Dusun Bulu Kuring, Desa Suka Damai, Talang Ubi, PALI menuai simpati.

Dari pengamatan Tribun, dalam foto tersebut terdapat lima orang guru sedang mendorong dan menderek motor secara bergantian di tengah lumpur sedalam lebih dari lutut orang dewasa.

Terlihat dari raut wajah yang dikenal dijuluki pahlawan tanda jasa sedang tersenyum dan tertawa serta berfoto untuk keluar dari kubangan lumpur pasca turun hujan.

Lima guru sedang berjuang keluar dari lumpur untuk menuju SDN 23 Bulu Kuring, Desa Suka Damai, Talang Ubi, PALI

Tidak hanya itu, Endangwinarsih menuliskan status di akun Fb sekitar pukul 13.05(17/12), sehingga menuai pujian yang komentar status dari upload fotonya. Berikut tulisan dari status akun Fb Endangwinarsih.
"biar berlumpur kesekolah,,, tapi tetap semangat,,, minggu terakhir di bulan desember kelabu,,,Anggota opproad sdn 23 bulu kuring dan sdn sungai mang,,, hari sabtu terakhir kesekolah bagi rapot,,"
Ketika diwawancara Tribunsumsel.com, melalui chatting Facebook, Endangwinarsih mengungkapkan keluh kesahnya menjadi guru honor di daerah terpencil.
"Yang rusak jalan nya putus-putus mulai dari simpang Talang Akar bawah tebing mau ke kuburan Talang Akar,,sungai deras,,anak-anak tidak ada yang lewat karena anak murid semua dari dalam dusun(Dusun Bulu Kuring, Desa Suka Damai, Talang Ubi) saya dan teman yang satu mengajar di Bulu Kuring, ada teman yang mengajar Sungai Baung, lima guru yang lewat di situ," tulis obrolan dari Endangwinarsih, Minggu(18/12/2016).
Endangwinarsih mengaku sudah 13 tahun mengabdi guru sebagi guru honor, diantaranya lima tahun mengajar Pendopo dan sekitar delapan tahun mengajar di SDN 23 Bulu Kuring, Desa Suka Damai, Talang Ubi.
"Masih honor dulu mengajar di Pendopo,,, kalau mengajar SDN 23 hampir 8 tahun,, jumlah mengajar sudah hampir 13 tahun," jelasnya.
Diakui Endang, untuk mengajar ke SDN 23, dari rumah menuju sekolah membutuhkan waktu satu hingga dua jam.
"Rumah ibu di Handayani(Pendopo),, kurang lebih 26 kilometer dari SDN 23, kalau jaan nya kering sekitar 1 jam tapi kalau begini (berlumpur) lebih dari 2, jm setengah,"jelasnya.
Endangwinarsih bersama guru honor lainnya berharap agar perjuangan guru honor pelosok dapat diperhatikan lebih oleh pemerintah.
"Tolong di perjuangankan nasib kami guru honor yang di daerah dusun,"ungkapnya.
Diakuinya gaji honor guru didapatnya perbulan 15 persen dari dana bos atau sekitar Rp 300 ribu perbulan, sedangkan uang transportasi dapat dari Pemerintah PALI dibayarkan perenam bulan.

Sumber: http://sumsel.tribunnews.com/2016/12/18/mengharukan-perjuangan-guru-honorer-yang-lewati-lumpur-demi-menuju-sekolah

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama