Segera Dibuka Program Studi Profesi Pendidikan Guru (PPG)


Surabaya - Guna meningkatkan mutu guru dan pendidikan di Indonesia dan menyesuaikan pendidikan profesi yang sejalan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan membuka program studi pendidikan profesi guru (PPG) tahun 2017 ini.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Patdono Suwignjo saat menyampaikan orasi ilmiah bertajuk "Kebijakan Pendidikan Tinggi" pada Dies Natalies Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya ke 33, di kampus setempat, Sabtu (15/4/2017).

"Peluncuran prodi ini untuk mendukug terbentuknya tenaga pengajar yang kompeten. Selain itu, selama ini PPG masih belum sejalan UU tersebut, dan juga sebelumnya kami juga telah membuka pendidikan profesi insinyur," kata Patdono Suwignjo.

Ia mengatakan, pendidikan profesi sesuai amanat undang-undang harus melibatkan organisasi profesi, namun selama ini PPG tidak melibatkan organisasi profesi. Hanya instansi tertentu yang ditunjuk sebagai penyelenggaranya.

"Prodi ini bisa dibuka semua institusi perguruan tinggi. Syaratnya harus terakreditasi lembaga dan prodi S1-nya. Bisa akreditasi A atau B, kalau C ya tidak bisa,” ujarnya.

Sementara itu, atas keberadaan prodi ini, Kemenristedk-dikti juga akan menghapuskan syarat peserta PPG yang harus mengikuti program Sarjana Mendidik di kawasan 3T (SM3T). Karena, menurutnya, PPG bisa dibuka oleh seluruh perguruan tinggi, baik di Jawa atau di luar Pulau Jawa.

"Tujuan SM3T dilaksanakan untuk melatih calon guru di daerah. Karena sebetulnya proses pendidikannya itu tidak di daerah. Namun, untuk mendaftar prodi PPG ini juga tidak diharuskan "fresh graduated" melainkan guru yang belum sempat mengikuti PPG juga diperkenankan," tuturnya.

Selain itu, untuk kuota prodi PPG tiap perguruan tinggi, pihaknya juga telah menentukan karena menyesuaikan kebutuhan guru dari Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Hasil perhitungan kebutuhan guru berdasarkan jenjang dan jenis pelajarannya ini akan menentukan kuota setiap prodi.

"Tahun pertama masih bisa diberi hibah seperti program PPG yang ada saat ini. Kalau kuotanya akan disesuaikan dengan kualitas institusi. Kalau kampusnya bagus maksimal kuotanya 250, kalau kampusnya biasa ya 50 dulu," kata dia.

Dia menambahkan, Prodi PPG ini akan dibuka dengan program pembelajaran selama 1 tahun. Sama halnya dengan PPG yang selama ini dilaksanakan di sejumlah perguruan tinggi yang ditunjuk pemerintah.

Ia menegaskan, prodi ini akan memberikan tambahan kompetensi calon guru dalam mengajar, sama halnya keprofesian insinyur, dokter, dan lainnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III UM Surabaya Aziz Alimul Hidayat menyambut kebijakan tersebut dengan antusias. Sebab, menurutnya, akan dapat menambah peluang ketika UM Surabaya akan membuka prodi PPG ini.

"Apalagi tidak semua mahasiswa selama ini bisa mengikuti SM3T sebagai syarat PPG. Kami dulunya IKIP, jadi banyak lulusan kependidikan guru. Setiap tahunnya ada 200 lulusan dari enam prodi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Peluang membuka prodi pastinya bisa lebih memberi kesempatan lulusan S1 pendidikan guru kami," tutur Aziz.

Ia menambahkan, UM Surabaya juga berencana mengajukan prodi PPG ini pada Juli 2017 mendatang, setelah penerapan pendaftaran prodi secara online diterapkan.

"Kami optimistis bisa membuka prodi tersebut. Pasalnya, akreditasi prodi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan tersebut rata-rata B atau B+. Selain itu jumlah dosen dan doktor di sini juga mencukupi," tandas Aziz. 

Sumber: http://beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/295286/segera_dibuka_program_studi_profesi_pendidikan_guru.html

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama