Karakteristik Pembelajaran Abad 21


Sadar akan tingginya tuntutan penciptaan sumber daya manusia di abad 21, maka sistem serta model pendidikan pun harus mengalami transformasi. Telah banyak literatur yang merupakan buah pemikiran dan hasil penelitian yang membahas mengenai hal ini, bahkan beberapa model pendidikan yang sangat berbeda telah diterapkan oleh sejumlah sekolah di berbagai belahan dunia. Sehingga terjadi pergeseran tata cara penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas atau lingkukan sekitar lembaga pendidikan tempat peserta didik menimba ilmu.

Jennifer Rita Nichols menyebutkan 4 Essential Rules of 21st Century Learning/Prinsip Pokok Pembelajaran Abad 21, yaitu Instruction should be student-centered (pendekatan pembelajaran harus berfokus pada peserta didik), Education should be collaborative/Pendidikan harus bersifat kolaborasi, Learning should have context/Pembelajaran harus kontektual, dan Schools should be integrated with society/Sekolah harus memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. 

a) Instruction should be student-centered (pendekatan pembelajaran harus berfokus pada peserta didik)

Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik ditempatkan sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Peserta didik tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafalkan materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mngkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.

b) Education should be collaborative/Pendidikan harus bersifat kolaborasi

Peserta didik harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna, peserta didik perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu projek, ssiwa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.

c) Learning should have context/Pembelajaran harus kontektual

Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan peserta didik di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik terhubung dengan dunia nyata. Guru membantu peserta didik agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan penilaian kinerja peserta didik yang dikaitkan dengan dunia nyata.

d) Schools should be integrated with society/Sekolah harus memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya.

Dalam upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Peserta didik dapat terlibat dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat. Selain itu, peserta didik perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatik kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.

Sedangkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 mengemukakan 14 prinsip pembelajaran yang harus dipenuhi dalam proses pembelajaran abad 21, meliputi:
  1. Pembelajaran dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik menari tahu;
  2. Pembelajaran dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar;
  3. Pembelajara dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;
  4. Pembelajaran dari berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
  5. Pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
  6. Pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi
  7. Pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
  8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
  9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
  10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani;
  11. Pembelajran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
  12. Pembelajran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik dan dimana saja adalah kelas;
  13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efiseinsi dan efektivitas pemebelajaran; dan 
  14. Pengakuan atas perbedaan indvidual dan latar belakang budaya peserta didik.
Melihat begitu banyak tuntutan yang harus dipenuhi untuk proses pembelajaran di abad 21, dituntut guru lebih kreatif dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. Meskipun dalam prakteknya harus diingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Bahwa yang jelas sesuai amanat undang-undang bahwa proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Ada beberapa model pembelajaran yang layak untuk diaplikasikan dalam pembelajaran abad 21. Namun yang paling populer dan banyak diimplementasikan adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), Inquiry Based Learning (IBL), dan yang saat ini sedang gencar dipublikasikan adalah STEM Project Based Learning.


Referensi: Materi Pendidikan Abad 21 dalam Pelatihan Pembelajaran IPA Berbasis STEM yang Terintegrasi dalam Kurikulum 2013 oleh P4TK Bandung Tahun 2018.

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama