Keterampilan Abad 21

Tiga konsep pendidikan abad 21 telah diadaptasi oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk mengembangkan kurikulum jenjang sekolah dasar sampai menengah. Ketiga konsep tersebut adalah 21st Century Skills (Trilling dan Fadel, 2009), scientific approach (Dyer et al., 2009) dan authentic learning dan authentic assesment (Wiggins dan Mc. Tighe, 2011). Selanjutnya ketiga konsep tersebut diadaptasi untuk mengembangkan pendidikan menuju Indonesia Kreatif tahun 2045. Indonesia Kreatif ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan adanya pergeseran pekerjaan di masa datang. Piramid pekerjaan di masa datang menunjukkan bahwa jenis pekerjaan tertinggi adalah pekerjaan kreatif. Sedangkan pekerjaan rutin akan diambil alih oleh teknologi robot dan otomasi. Pekerjaan kreatif ini membutuhkan intelegensia dan daya kreativitas manusia untuk menghasilkan produk-produk kreatif dan inovatif. 

Suatu studi yang dilakukan oleh Trilling dan Fadel (2009) juga menunjukkan bahwa tamatan sekolah menengah dan perguruan tinggi masih kurang kompeten dalam hal, komunikasi lisan maupun tulisan, berfikir kritis dan mengatasi masalah, etika bekerja dan profesionalisme, bekerja secara tim dan berkolaborasi, bekerja di dalam kelompok yang berbeda, menggunakan teknologi dan manajemen projek dan kepemimpinan.

Perubahan radikal dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat ini membutuhkan perhatian yang cermat oleh para pakar. Dari seluruh aspek pertumbuhan yang ada, manusia menjadi faktor terpenting karena merupakan pelaku utama dari berbagai proses dan aktivitas kehidupan. Oleh karena itu maka berbagai negara di dunia berusaha untuk mendefinisikan karakteristik manusia abad 21 yang dimaksud. Berdasarkan Trilling dan Fadel (2009) dalam bukunya yang berjudul 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times, terdapat beberapa kompetensi dan/atau keahlian yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia abad 21. Secara umum keterampilan abad 21 terbagi kepada tiga keterampilan, yaitu Learning and Innovation Skills (Keterampilan Belajar dan Berinovasi), Information, Media, and Technology Skills (Keterampilan Teknologi dan Media Informasi) dan Life and Career Skills (Keterampilan Hidup dan Berkarir). Ketiga keterampilan tersebut dirangkum dalam sebuah skema yang disebut dengan pelangi pengetahuan dan keterampilan abad 21 (The 21st century knowledge-and-skills rainbow).
Pelangi Keterampilan Pengetahuan dan Keterampilan Abad 21. Sumber: Trilling dan Fadel (2009)

(1) Learning and Innovation Skills 

Fokus pertama dari keterampilan abad 21 adalah keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi: Critical thinking and problem solving/berfikir kritis dan memecahkan masalah, Communication and collaboration/komunikasi dan kolaborasi, dan Creativity and innovation/kreativitas dan inovasi. Melalui keterampilan berfikir kritis dan memecahkan masalah, peserta didik harus mampu: 

a) reason effectively, menggunakan berbagai jenis penalaran (induktif, deduktif, dsb) yang sesuai dengan situasi; 

b) use systems thinking, menganalisis bagaimana bagian dari suatu keseluruhan berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan hasil keseluruhan dalam sistem yang kompleks; 

c) make judgments and decisions, mampu mensintesis dan membuat koneksi antar informasi dan argumen, menafsirkan informasi dan menarik kesimpulan berdasarkan analisis terbaik; 

d) Solve problems, menyelesaikan permasalahan pada situasi baru baik secara konvensional maupun inovatif. 

Selanjutnya, melalui keterampilan komunikasi dan kolaborasi, peserta didik harus mampu: 

a) communicate clearly, pandai mengeluarkan pikiran dan idenya secara efektif menggunakan keterampilan lisan maupun tulisan dalam berbagai konteks dan mampu berkomunikasi secara efektif di lingkungan yang beragam; 

b) collaborate with others, menunjukkan kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan tim yang beragam dan mampu bersikap fleksibel untuk membantu dalam pencapaian tujuan bersama. 



Keterampilan ketiga adalah kreatif dan inovatif. Melalui keterampilan ini peserta didik harus mampu: 

a) think creatively, membuat ide-ide baru; 

b) work creatively with others, mampu menyampaikan ide-ide baru kepada orang lain dengan efektif, bersikap terbuka dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar; 

c) implement innovations, bertindak berdasarkan ide-ide kreatif untuk membuat kontribusi yang nyata dan berguna. 

Berfikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi dan kolaborasi serta kreativitas dan inovasi merupakan tiga rangkaian keahlian utama yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam belajar, bekerja dan hidup di abad 21. Menggerakkan keterampilan belajar dan inovasi ini merupakan suatu alat pengetahuan di masa sekarang. 

(2) Information, Media, and Technology Skills 

Keterampilan selanjutnya yang harus dimiliki di abad 21 adalah keterampilan teknologi, media dan informasi. Keterampilan ini meliputi Information literacy/literasi informasi; Media literacy/literasi media; dan Information and communication technology literacy/literasi TIK. Pada kemampuan literasi informasi peserta didik harus mampu: 

a) access and evaluate information, mampu mengakses informasi secara efektif dan efisien serta mengevaluasi informasi secara kompeten dan kritis; 

b) use and manage information, menggunakan informasi secara akurat dan kreatif. 

Keterampilan kedua yang harus dimiliki pada kategori ini adalah literasi media. Di abad 21 ini, peserta didik perlu memahami cara terbaik menerapkan sumber media yang tersedia untuk pembelajaran dan menggunakannya untuk menciptakan komunikasi yang menarik dan efektif. Menurut Center for Media Literacy, kemampuan literasi media memberikan “kerangka untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan pesan dalam berbagai bentuk, membangun pemahaman tentang peran media dalam masyarakat serta mengembangkan keterampilan penting dari inkuiri”. Sehingga peserta didik harus mampu: 

a) Analyze media, peserta harus mampu memahami bagaimana media dibuat dan ditujukan untuk kepentingan apa dan mampu menerapkan pemahaman mendasar tentang etika mengakses media dan penggunaan media. 

b) Create media products, memahami dengan baik bagaimana memanfaatkan media dalam berbagai lingkungan multikultural. 

Keterampilan selanjutnya adalah literasi TIK. Teknologi informasi dan komunikasi atau TIK merupakan sarana yang penting di abad 21. Saat ini, dunia internasional telah berusaha menerapkan teknologi ke dalam berbagai segi kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Maka dari itu, agar peserta didik mempunyai keterampilan TIK mereka harus mampu apply technology effectively, yaitu menggunakan teknologi sebagai alat untuk meneliti, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi. 

(3) Life and Career Skills 

Keterampilan hidup dan berkarir meliputi Flexibility and Adaptability/fleksibilitas dan adaptabilitas; Initiative and Self-Direction/inisiatif dan pengaturan diri; Social and Cross Cultural Interaction/interaksi sosial dan budaya; Productivity and Accountability/produktivitas dan akuntabilitas; dan Leadership and Responsibility/kepemimpinan dan tanggung jawab. 

Di era saat ini, perubahan sangat sering terjadi dan begitu besar. Kemampuan beradaptasi dan fleksibel merupakan keterampilan yang penting untuk belajar, bekerja dan hidup berbangsa dan bernegara. Laju cepat perubahan teknologi memaksa kita untuk beradaptasi dengan cepat terhadap cara berkomunikasi, belajar, bekerja dan hidup. Kemampuan beradaptasi dan fleksibel dapat dipelajari dengan cara peserta didik bekerja dalam suatu kelompok untu mengerjakan projek yang menantang. Mereka akan saling terlibat dalam proses pemecahan masalah dan saling menyampaikan pendapatnya untuk suatu permasalahan. Hal tersebut akan membimbing peserta didik untuk beradaptasi dan bersikap fleksibel dalam kondisi yang baru. 

Hari ini peserta didik harus mempersiapkan diri perkembangan abad 21. Peserta didik perlu mengembangkan lagi kemampuan inisiatif dan pengaturan diri. Melalui kemampuan tersebut peserta didik harus mampu: 

a) Manage goals and time, menentukan tujuan dengan kriteria kebehasilan yang nyata, mulai dari jangka pendek sampai jangka panjang dan mampu memanfaatkan waktu secara efisien. 

b) Work independently, bekerja secara mandiri tanpa perlu harus diawasi. 

c) Be self-directed learners, menanamkan dalam diri bahwa belajar sebagi proses seumur hidup. 

Kemampuan untuk bekerja secara efektif dan kreatif dengan anggota tim dan teman sekelas tanpa memandang perbedaan dalam budaya dan gaya hidup adalah keterampilan hidup abad ke 21 yang penting. Memahami dan mengakomodasi perbedaan budaya dan sosial dan menggunakan perbedaan-perbedaan ini untuk menghasilkan ide-ide dan solusi yang lebih kreatif untuk masalah merupakan hal penting di abad 21. Melalui keterampilan sosial dan lintas budaya, peserta didik harus mampu: 

a) Interact effectively with others, menghargai orang yang sedang berbicara atau menyampaikan pendapat. 

b) Work effectively in diverse teams, menghormati perbedaan budaya atau latar belakang dan bersikap terbuka untuk pemikiran dan ide-ide yang berbeda. 

Selanjutnya kemampuan yang harus dimiliki peserta didik di abad 21 adalah kemampuan mempimpin dan bertanggung jawab. Melalui kemampuan ini peserta didik harus mampu: 

a) Guide and lead others, menggunakan kemampuan interpersonal dan pemecahan masalah untuk mempengaruhi dan membimbing orang lain mencapai tujuan, dan memberikan teladan yang baik untuk orang lain. 

b) Be responsible to others, bertindak secara tanggung jawab atas tugas yang diberikan. 

Kecakapan hidup dan karier yang diuraikan sangat penting untuk bekerja dan belajar di abad 21. Meskipun keterampilan ini sudah ada sejak lama, namun hal ini tetap menjadi fokus perhatian untuk menjalani kehidupan saat ini bahkan untuk kehidupan yang akan datang. 

Kecakapan-kecakapan yang harus dimiliki peserta didik menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Tuntutan dunia international terhadap tugas guru memasuki abad 21 tidaklah ringan. Guru diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang bertumpu dan melaksanakan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO untuk pendidikan, yaitu: 

1. Learning to know (Belajar untuk Mencari Tahu) 

Belajar untuk mencari tahu terkait dengan cara mendapatkan pengetahuan melalui penggunaan media atau alat yang ada. Media bisa berupa buku, orang, internet, dan teknologi yang lainnya. 

2. Learning to do (Belajar untuk Mengerjakan) 

Belajar untuk melakukan atau berkarya, hal ini tidak terlepas dari belajar mengetahui karena perbuatan tidak terlepas dari ilmu pengetahuan. Belajar untuk berkarya merupakan upaya untuk senantiasa melakukan dan berlatih keterampilan untuk keprofesionalan dalam bekerja. Terkait dengan pembelajaran di dalam kelas, maka belajar untuk mengerjakan ini sangat diperlukan latihan keterampilan bagaimana peserta didik dapat menggunakan pengetahuan tentang konsep atau prinsip mata pelajaran tertentu dalam mata pelajaran lainnya atau dalam kehidupan sehari-hari. 

3. Learning to be (Belajar untuk Menjadi Pribadi) 

Belajar untuk menjadi atau berkembang utuh, berkaitan dengan tuntutan kehidupan yang semakin kompleks sehingga dibutuhkan suatu karakter pada diri sendiri. Belajar menjadi pribadi yang berkembang secara optimal yang memiliki kesesuaian dan keseimbangan pada kepribadiannya baik itu moral, intelektual, emosi, spiritual, maupun sosial, sehingga dalam pembelajaran guru memiliki kewajiban untuk mengembangkan potensi sesuai dengan bakat dan minatnya agar peserta didik dapat menentukan pilihannya. 

4. Learning to live together (Belajar untuk Hidup Berdampingan) 

Hal ini sangat penting karena masyarakat yang beragam, baik dilihat dari latar belakang, suku, ras, agama atau pendidikan. Pada pembelajaran peserta didik harus memahami bahwa keberagaman tersebut bukan untuk dibeda-bedakan, melainkan dipahami bahwa keberagaman tersebut tergabung dalam suatu lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, saling membantu dan menghargai satu sama lain sangat diperlukan agar tercipta masyarakat yang tertib dan aman, sehingga individu dapat belajar dan hidup dalam kebersamaan dan kedamaian. 

Jika dicermati keempat pilar tersebut menuntut seorang guru untuk kreatif, bekerja secara tekun dan harus mampu dan mau meningkatkan kemampuannya. Berdasarkan tuntutan tersebut seorang guru akhirnya dituntut untuk berperan lebih aktif dan lebih kreatif. Guru tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan sebagai produk, tetapi terutama sebagai proses. Guru harus memahami disiplin ilmu pengetahuan yang ia tekuni sebagai ways of knowing. Guru harus mengenal peserta didik dalam karakteristiknya sebagai pribadi yang sedang dalam proses perkembangan, baik cara pemikirannya, perkembangan sosial dan emosional maupun perkembangan moralnya. Guru harus memahami pendidikan sebagai proses pembudayaan sehingga mampu memilih model belajar dan sistem evaluasi yang memungkinkan terjadinya proses sosialisasi berbagai kemampuan, nilai, sikap dalam proses mempelajari berbagai disiplin ilmu. 

Menurut International Society for Technology in Education karakteristik keterampilan guru abad 21 dimana era informasi menjadi ciri utamanya, membagi keterampilan guru abad 21 ke dalam lima kategori, yaitu: mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas peserta didik, merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan penilaian era digital, menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, serta berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional.


Referensi: Materi Pendidikan Abad 21 dalam Pelatihan Pembelajaran IPA Berbasis STEM yang Terintegrasi dalam Kurikulum 2013 oleh P4TK Bandung Tahun 2018.

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama