Siapa Yang Tak Bangga Jadi Bagian Program ini, GGD Adalah Solusi Kemajuan Pendidikan di Daerah 3T

Setelah SM-3T program dengan label Guru Garis Depan atau disingkat dengan GGD menjadi idola baru. Ribuan sarjana pendidikan yang dahulunya hanya melirik sebelah mata program rintisan SM-3T, kini berbondong-bondong menjadi bagian dari program ini.

Betapa bangganya bisa jadi bagian program SM-3T. Tidak hanya sekedar mendapatkan cerita manis sebuah pengabdian.  Tapi sesuatu yang lebih besar menunggu sebagai balas jasa pengabdian sang pahlawan pendidikan muda.

Mari simak salah satu tulisan yang dimuat dalam web kampun berikut ini:




Kita jadi pintar dibimbing Pak Guru, Kita jadi pandai dibimbing Bu Guru, Guru bak pelita penerang dalam gulita, Jasamu tiada tara.

Malang: Lagu Jasamu Guru, arransement M. Isfanhari ini memberikan petuah akan arti penting peran guru dalam dunia pendidikan. Setiap siswa menjadi tahu tentang beraneka bidang ilmu berkat sentuhan guru. Sehingga dapat digambarkan bahwa kemajuan negara bergantung pada kualitas guru.

Demikianlah pandangan Wakil Rektor I UM Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., saat diwawancarai tim Humas UM (8/1/2016) tentang Guru Garis Depan (GGD), dan peran UM dalam pembelajaran di Indonesia.

"Guru Garis Depan (GGD) merupakan istilah bagi guru yang akan mengabdi di daerah 3T. Program ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan Dasar, Menengah, dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan. Sebagai wujud kontribusi nyata, UM mengirimkan alumni terbaiknya melalui SM-3T", paparnya.

Lebih lanjut, Guru Besar Sejarah ini menambahkan bahwa UM mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga mutu calon-calon pendidik. Misalkan dengan program pendidikan profesi guru berasrama.

Tidak dapat dipungkiri, kompetensi guru saat ini masih heterogen. Oleh karena itu sebagai upaya mematangkan keilmuan keguruan, para guru mendatang harus bersertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG). Dalam pembelajarannya akan melibatkan uji kompetensi, melalui uji bakat guru, motivasi, dan pengembangan guru.

Guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran di kelas. Tetapi harus mampu memotivasi siswa untuk belajar. Metode pembelajaran di kelas seharusnya dikemas melalui metode yang menyenangkan, sehingga siswa merasa nyaman mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Selain itu guru mendatang juga dituntut mandiri dan tangguh dalam menghadapi tantangan. Tantangan bukan hanya bersifat kompetensi keilmuan(knowledge), melainkan dari aspek fisik juga harus kuat dan bugar. Sehingga sebelum melakukan pengabdian di daerah, guru akan melakukan prakondisi.

Suhardi/Moch. Syahri/PakPandani

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama