Semua orang memang boleh beropini, Baik atau buruk tergantung pola pikir dan pandangan seseorang untuk menyikapi suatu hal yang dianggap sebagai suatu permasalahan yang dihadapi.
Khusus anda yang terkait langsung dengan Program SM-3T dan GGD sudah bacakan opini ini? Opini pedas yang membuat anda bagian dari program tersebut berkata-kata. Apakah memang seperti itu?
Opini ini ditulis oleh Eka T.P. Simanjuntak di http://new-indonesia.org
Peneliti Senior di The Willi Toisuta & Associates dan The Institute of Good Governance and Regional Development (IGGRD).
Inti dari tulisan eka adalah:
Khusus anda yang terkait langsung dengan Program SM-3T dan GGD sudah bacakan opini ini? Opini pedas yang membuat anda bagian dari program tersebut berkata-kata. Apakah memang seperti itu?
Program SM3T: Kebijakan Populis, minus keadilan dan efektivitas
Opini ini ditulis oleh Eka T.P. Simanjuntak di http://new-indonesia.org
Peneliti Senior di The Willi Toisuta & Associates dan The Institute of Good Governance and Regional Development (IGGRD).
new-indonesia.org |
Inti dari tulisan eka adalah:
3 hal yang menjadi alasan mengapa program ini tidak rasional;pertama, yang dikirim melalui kedua program diatas adalah para sarjana Pendidikan masih ‘hijau’ atau nol pengalaman. Kedua, mereka diimport dari luar wilayah 3T, dimana sebahagian besar tidak mengenal kondisi sosial dan budaya masyarakat dimana mereka akan ditempatkan. Ketiga, program ini hanya berdurasi 1 tahun dan setelah program berakhir, tidak ada jaminan bahwa sekolah akan mendapatkan guru pengganti dalam jumlah dan mata pelajaran yang sama.Bagi anda yang ingin membaca secara lengkap silahkan mengunjungi link ini:
Sekarang bagaimana opini anda sebagai bagian dari Masyarakat SM-3T Indonesia, setujukan Anda dengan opini itu?, Kalau tidak mari kita buktikan!
Salam maju Bersama
Salam maju Bersama
Mskipun komentarnya mak jleb bwt sya yg mnanti2 sm3t, namun opini tu g spenuhnya salah.
BalasHapusProgram sm3t yg baru (PPG dlu baru SM3T) mgkin patut dicoba, supaya para pserta sm3t bs mndpat tambahan bekal utk mncerdaskn bangsa ;)
Alasan kedua & ketiga rasional. Tp alasan pertama sy kurang sepakat. Kita kan ada mata kuliah PPL, sy rasa itu bs sedikit memberikan gambaran kpd kita ttng situasi di dlm kelas. Kalau tdk diberi kesempatan, kpn alumni2 S.Pd ini akan menjadi "berpengalaman".
BalasHapusYg mau sy kritik dr pemerintah adalah mengenai Title. Jika nantinya yg diperbolehkan menjadi guru "hanya" mereka yg lulusam SM3T, utk apa ada title S.Pd??? Bukankah mata kuliahnya setara dgn mata kuliah PPG? Sekalian sj hapus jurusan2 kependidikan di Universitas/ Sederajat. Title S.Pd nya menjadi tdk berarti krn utk menjadi guru mereka harus "lagi" mengikuti pendidikan tambahan (PPG) yg mata kuliahnya "sama saja" dgn waktu mereka berkuliah di S1 kependidikan.
Tdk semua alumni S.Pd itu diterima mengikuti SM3T, jd yg salah siapa? Apakah Universitas yg mencetak S.Pd ini dianggap tdk layak atau "hanya" sekedar pembatasan kuota? Kasihan mereka...
Satu lagi, alumni SM3T dan PPG juga diwisuda "lagi" utk mendapatkan gelar baru. Bukannya lbh baik jika mata kuliah PPG itu diintegrasikan kedlm kurikulum mata kuliah mereka saat kuliah? Dan SM3T pun di integrasikan sebagai syarat utk kelulusan demi mendapatkan gelar S.Pd, sebagaimana program profesi kedokteran utk mendapatkan gelar dr. nya secara resmi.
Menurut sy program SM3T HANYALAH proyek utk pencitraan dunia pendidikan kita, agar "dianggap" ada kemajuan. Tp sayang ada jutaan alumni S.Pd yg dikorbankan.
Knp sy katakan dikorbankan? Krn ketika alumni2 bertitel S.Pd ini ditolak utk mengikuti SM3T, mereka mau kemana? Ke perusahaan? Perusahaan menolak berkas2 mereka yg bertitel S.Pd, krn mereka menganggap mereka tdk berkompeten di dunia perindustrian/usaha. Dan parahnya bukan hanya perusahaan swasta yg menolak berkas mereka, BUMN pun tdk mau ketinggalan.
Salam Kenal Ketela Satu,.
BalasHapusKlo soal gelar 'guru' bkn hx utk yg lulusan SM3T, i2 mrpkan UU yg dittpkan pemerintah sjak 2005. UU No 14 thun 2005. Anda bisa bca itu selengkapnx. Dan bkan hanya di Indonesia yg sprti itu. Di negara2 maju sdah lama melakukan cra sprti itu, dan utk PPG bkan mata kuliah seperti S1, itu brbntuk Workshop sprti PLPG guru yg sdah PNS.Tpi kalau PPG harus berasrama, krn karakternya jga dinilai, baik dri instruktur ataupun dri rekan sejawat.
Dan bgi lulusan S.Pd, tdk semua mau msuk SM3T. Butuh keberanian besar utk mendftr, dgn tantangan yg besar di daerah tugas, bhkan hrus menguatkan diri, prtaruhan nyawa. Kalo soal di tolak, sy rasa bukan ditolak tpi dy yg gk bisa lulus tesnya. Kami di tes ketat, baik dri tes berkas, tes tertulis, tes wawancara. Bkan sekedr prodinya, tpi kemampuan umum utk mnghdpi skenario yg menddk,. Sebelum berangkat ditempa 10 hari, baik utk metode pembljaran, kondisi lokasi (diundang pemerintah daerah 3T langsung), dan dri TNI. Klo guru PNS hrus 2 minggu ikut PLPJ. SM3T 10 hari dri pagi sampi mlam sblum brngkat dan 1 thun setelah selesai 1 tahun mengabdi. Klo soal pembtasan kuota, d angktan sy dri kuota 300 org utk LPTKku hx 45 yg lulus, ap itu d sebut pmbtsan kuota. Soal pendampingan guru senior, apa mereka mau. Pemerintah sdah memberikan tunjangan khusus utk daerah 3T, tpi ttp sja mereka pindah d kota. Bxk lulusan S1 yg brasal dri daerah 3T yg tdk mau kmbali ke daerahx, lbih pilih d kota. Tpi lewat program ini, ad yg rela mau ke daerah trpencil, utk jdi pendidik. Utk GGD berbeda dgn PNS umum yg bisa pindah dri daerah trpencil ke daerh kota, tpi GGD tdk bisa. Ad perjanjian.
Apa pencitraan itu smpai bisa merenggut nyawa pra rekan seperjuangan kami. :'(. Jadi mereka meninggal hx krn pencitraan?
komentar saya............. BERAPA BANYAK GURU2 YANG BERUMUR DAN SUDAH BERUMAH TANGGA SIAP UNTUK JAUH DARI KELUARGANYA MNGABDI DIDAERAH TERTINGGAL.... SAYA ADA DIANTARA MEREKA SAYA TAU SUSAHYA MEREKA BAGAIMANA.....SBLM DILEPAS MEREKA ITU DSELEKSI KETAT...BERAGAM TES MEREKA JALANI...SAYA DIPAPUA....MGKN BEDA DG DAERAH 3T DWILAYAH INDONESIA LAINNYA....DSINI ANAK2 GK PERLU ILMU2 YG BERAT2.... AJARI MEREKA MEMBACA MENULISSS....AJARI MEREKA CINTA TANAH AIR...AJAR MEREKA ADALAH BAGIAN DARI INDONESIA... AJARI MEREKA BAHWA NEGARA INI MASIH BUKA MATA BUAT MEREKA.....MARAH SAYA KALAU KK2 ADIK2 GURU SM3T DIPANDANG BEGITU.....
BalasHapusDARI RAJA AMPAT PAPUA BARAT
HAMKA
Komentar saya Adalah..........
BalasHapusKita sebagai calon Guru yang akan menjadi teladan oleh para siswa sebaiknya kita koreksi dan perbaiki hati kita dan tujuan kita dan menyamakan pendapat bahwa tujuan utama SM-3T itu adalah menciptakan calon Guru yang Profesional untuk masa depan bangsa depan ini, jika anda katakan bahwa sm-3t itu masih hijau dan minim pengalaman itu betul sekali saya kasih seratus seperti siswa saya jika jawabannya benar semua, kemudian daripada itu karena mereka minim pengalaman sehingga mreka diterjungkan ke penempatan untuk mendapatkan pengalaman itu setelah itu mereka akan ditempa di PPG untuk menutupi dan memberikan amunisi sebagai calon pendidik Profesional. Mereka masuk sm-3t bukan tanpa penyaringan mereka mahasiswa yg cerdas karena mampu bersaing dari ketatnya persaingan dan sekarang mereka akan bersaing lagi untuk mendapatkan tempat di audisi GGD II, mereka yg lulus adalah hasil dari tempaan 2 tahun untuk menciptakan generasi Emas Indonesia dipelosok negeri. Sekian dan terima kasih salam MSI
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani