Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat secara konseptual dapat digambarkan seperti tampak pada infografis 2.1. Sedangkan secara operasional model ini dapat dikembangkan atas dasar pendayagunaan potensi dan sumber daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Kemitraan dibangun di atas dasar kebutuhan anak sehingga orang tua/wali dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah. Model kemitraan melibatkan jejaring yang luas dan melibatkan peserta didik, orang tua, guru, tenaga kependidikan, masyarakat, kalangan pengusaha, dan organisasi mitra di bidang pendidikan.
Model operasional kemitraan ini dikembangkan dengan mendayagunakan semua potensi sumber
daya yang dimiliki sekolah, keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Pihak sekolah bertindak
sebagai:
(1) pemrakarsa dalam kemitraan, yaitu pihak yang mengawali untuk membangun kemitraan. Misalnya pada hari pertama masuk sekolah. Pada kegiatan itu sekolah, diwakili wali kelas,memimpin pertemuan dengan orang tua/wali untuk membahas program sekolah dan agendapertemuan orang tua/wali.
(2) fasilitator kemitraan, yaitu pihak yang memfasilitasi terwujudnya kemitraan dengan keluarga dan masyarakat. Misalnya dengan menyediakan tempat penyelenggaraan kelas orang tua/wali; dan
(3) pengendali kemitraan, yaitu pihak yang mengendalikan secara proaktif sehingga kemitraan terus berjalan semakin baik. Misalnya melakukan evaluasi perubahan perilaku orang tua/wali dalam keterlibatannya mendukung proses pendidikan anak di rumah.
Selain itu, pihak sekolah membangun kapasitas warganya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pendidikan keluarga serta berbagi pengetahuan dengan orang tua terkait dengan pola pengasuhan anak.
Keluarga atau orang tua diharapkan membantu dan mendukung anak melalui bimbingan, arahan,
motivasi, dan tindakan mendidik lainnya yang selaras dengan program pendidikan yang dilaksanakan
pihak sekolah. Misalnya, ketika guru di sekolah mengajarkan agar anak selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, di rumah orang tua juga mengajarkan untuk menjaga kebersihan rumah. Masyarakat sesuai kapasitasnya dapat mendukung program pendidikan keluarga di sekolah melalui berbagai cara. Misalnya, salah satu tokoh masyarakat menjadi narasumber dalam kegiatan kelas orang tua/wali, menjadi guru model, atau menjadi konsultan bagi pihak sekolah. Pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi pendidikan tersebut diharapkan dapat membentuk ekosistem sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan, sehingga bisa menjamin tumbuh kembang fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
Model Operasional Kemitraan Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat |
daya yang dimiliki sekolah, keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Pihak sekolah bertindak
sebagai:
(1) pemrakarsa dalam kemitraan, yaitu pihak yang mengawali untuk membangun kemitraan. Misalnya pada hari pertama masuk sekolah. Pada kegiatan itu sekolah, diwakili wali kelas,memimpin pertemuan dengan orang tua/wali untuk membahas program sekolah dan agendapertemuan orang tua/wali.
(2) fasilitator kemitraan, yaitu pihak yang memfasilitasi terwujudnya kemitraan dengan keluarga dan masyarakat. Misalnya dengan menyediakan tempat penyelenggaraan kelas orang tua/wali; dan
(3) pengendali kemitraan, yaitu pihak yang mengendalikan secara proaktif sehingga kemitraan terus berjalan semakin baik. Misalnya melakukan evaluasi perubahan perilaku orang tua/wali dalam keterlibatannya mendukung proses pendidikan anak di rumah.
Selain itu, pihak sekolah membangun kapasitas warganya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pendidikan keluarga serta berbagi pengetahuan dengan orang tua terkait dengan pola pengasuhan anak.
Keluarga atau orang tua diharapkan membantu dan mendukung anak melalui bimbingan, arahan,
motivasi, dan tindakan mendidik lainnya yang selaras dengan program pendidikan yang dilaksanakan
pihak sekolah. Misalnya, ketika guru di sekolah mengajarkan agar anak selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, di rumah orang tua juga mengajarkan untuk menjaga kebersihan rumah. Masyarakat sesuai kapasitasnya dapat mendukung program pendidikan keluarga di sekolah melalui berbagai cara. Misalnya, salah satu tokoh masyarakat menjadi narasumber dalam kegiatan kelas orang tua/wali, menjadi guru model, atau menjadi konsultan bagi pihak sekolah. Pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi pendidikan tersebut diharapkan dapat membentuk ekosistem sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan, sehingga bisa menjamin tumbuh kembang fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani