Buah terbentuk dari ovarium yang telah matang. Ketika biji berkembang setelah fertilisasi, maka dinding ovarium akan menebal. Dengan demikian buah sebenarnya berfungsi dalam melindungi biji yang dorman dan membantu penyebarannya. Buah yang matang sifatnya bisa ‘berdaging’ seperti jeruk, mentimun, dan anggur. Pada buah jenis ini, dinding ovarium menjadi lembut ketika buah matang. Buah yang matang ada juga yang sifatnya ‘kering’ seperti kacang, gandum, buah padi, dan kacang buncis. Dinding ovarium yang menebal akan menjadi perikarp. Ketika berkembang, perikarp menjadi eksokarp/epikarp (yang terdapat di dinding luar) dan endokarp(yang terdapat di dinding dalam), dan mesokarp yang terdapat di lapisan tengah. Eksokarp yang posisinya paling luar biasanya paling keras dan tidak tembus air, seperti yang bisa ditemukan pada buah kelapa (monokotil), tapi pada buah tumbuhan dikotil strukturnya tidak sekeras seperti buah monokotil. Mesokarp biasanya berisi daging buah atau serabut (pada buah kelapa). Endokarp merupakan lapisan paling dalam. Pada kelapa terdapat di tempurungnya, sementara pada rambutan terdapat di lapisan tipis yang membungkus buah.
|
Gambar 2.22. Anatomi buah |
Buah dikelompokkan setidaknya menjadi 3 berdasarkan perkembangan asalnya. Kelompok tersebut adalah buah sederhana (simple fruit), buah agregat, dan buah majemuk (multiple fruit). Buah sederhana terbentuk dari satu bunga dan satu karpel (satu bakal buah), contohnya adalah buah apel dan buah tomat. Buah agregat berasat dari perkembangan satu bunga tapi mengandung banyak karpel terpisah, dan setiap karpel membentuk buah tersendiri. Masing-masing ovarium dibuahi secara terpisah tapi kemudian berkumpul menjadi agregat sehingga tampak seperti 1 buah. Contohnya adalah strawberi, sirsak, dan raspberi. Buah majemuk adalah buah yang berasal dari sejumlah bunga yang
berkumpul (bunga majemuk) dan tentu mengandung banyak karpel, tapi pada akhirnya membentuk satu buah saja.
Contoh buah majemuk adalah buah nanas, buah mengkudu, dan buah bunga matahari.
|
Gambar 2.23. Buah jeruk, masuk katergori buah sederhana yang berdaging |
|
Gambar 2.24. Buah sirsak yang masuk ke dalam kategori buah agregat |
|
Gambar 2.25. Buah nanas yang masuk kategori buah majemuk |
Adaptasi bentuk buah berperan penting dalam penyebaran biji. Biji dari dandelion misalnya, terletak pada buah yang bentuknya seperti parasut atau baling-baling sehingga mudah diterbangkan oleh angin. Sementara buah lain seperti buah kelapa mudah untuk disebarkan oleh air. Sebagian lain memerlukan bantuan hewan untuk menyebarkan bijinya. Seperti buah yang berbentuk duri agar mudah menempel di bulu hewan. Tumbuhan juga menghasilkan buah yang berdaging lezat, manis, bergizi, dengan warna menarik saat matang. Ketika buah tersebut dimakan binatang, biji ikut termakan tapi tidak dicerna. Biji lalu dibuang bersama feces dan jatuh dan berkembang di lokasi yang jauh dari pohon induknya.
|
Gambar 2.26. Buah Dandelion |
|
Gambar 2.27. Buah Maple. Membantu penyebaran bijinya dengan terbang seperti baling- baling |
|
Gambar 2.28. Buah Cocklebur. Memfasilitasi penyebaran bijinya dengan menempel pada bulu atau rambut hewan |
|
Gambar 2.29. Buah tomat yang memiliki dinding buah luar dan dalam bersifat lembut |
*Guru Pembelajar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani