Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur mengatakan, 64 persen aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) memiliki kompetensi yang rendah.
Jumlah itu, kata Asman, tak termasuk tenaga kesehatan dan guru.
Hal itu disampaikan Asman saat memberikan pengarahan kepada pejabat eselon I-III Kementerian Dalam Negeri.
"Sebanyak 64 persen kompetensi ASN kemampuannya hanya juru ketik. Bagaimana negara bisa maju," kata Asman di Kompleks Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (18/10/2016).
Mereka yang punya kemampuan terbatas itu, ujar Asman, tidak tahu harus berbuat apa setelah sampai di kantor.
Menurut Asman, ASN Indonesia didominasi oleh mereka yang berkemampuan administratif.
Asman menuturkan, jumlah ASN berkompetensi rendah yang relatif banyak ini sangat merugikan negara.
Padahal, tambah Asman, jika jumlah sebesar itu bisa berdaya dan punya kapasitas mumpuni untuk membangun negara, pemerintah tidak perlu menambah ASN.
"Saya melihat dulu kapasitasnya kemudian melihat penyebarannya, terus ada juga penyebaran yang numpuk," ucap Arman.
Untuk mengatasi kondisi ini, Asman mengatakan sedang menggagas program bersama Lembaga Administrasi Negara.
Para ASN itu akan diberi pelatihan untuk meningkatkan kompetensi.
"Setiap enam bulan sekali kami berikan kursus singkat sehingga nanti kebutuhannya ke mana, kami arahkan kemampuannya ke situ. Kami tidak bisa mengurangi mereka. Kita harus upgrade kemampuan mereka," ujar Asman.
Jumlah itu, kata Asman, tak termasuk tenaga kesehatan dan guru.
Hal itu disampaikan Asman saat memberikan pengarahan kepada pejabat eselon I-III Kementerian Dalam Negeri.
"Sebanyak 64 persen kompetensi ASN kemampuannya hanya juru ketik. Bagaimana negara bisa maju," kata Asman di Kompleks Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (18/10/2016).
Mereka yang punya kemampuan terbatas itu, ujar Asman, tidak tahu harus berbuat apa setelah sampai di kantor.
Menurut Asman, ASN Indonesia didominasi oleh mereka yang berkemampuan administratif.
Asman menuturkan, jumlah ASN berkompetensi rendah yang relatif banyak ini sangat merugikan negara.
Padahal, tambah Asman, jika jumlah sebesar itu bisa berdaya dan punya kapasitas mumpuni untuk membangun negara, pemerintah tidak perlu menambah ASN.
"Saya melihat dulu kapasitasnya kemudian melihat penyebarannya, terus ada juga penyebaran yang numpuk," ucap Arman.
Ilustrasi |
Para ASN itu akan diberi pelatihan untuk meningkatkan kompetensi.
"Setiap enam bulan sekali kami berikan kursus singkat sehingga nanti kebutuhannya ke mana, kami arahkan kemampuannya ke situ. Kami tidak bisa mengurangi mereka. Kita harus upgrade kemampuan mereka," ujar Asman.
*Kompas
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani