Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) memastikan, tahun ini Malinau mendapatkan tambahan guru sebanyak 26 orang. Tambahan guru tersebut, ungkap Kepala Disdikpora, Esly Parir, diperoleh dari pemerintah pusat melalui program Guru Garis Depan (GGD).
“Tahun ini kita mendapatkan tambahan 26 guru,” ungkapnya kepada Koran Kaltara, Kamis (17/11) kemarin. Ke-26 guru tersebut berstatus PNS yang dijaring langsung oleh pemerintah pusat. “Sekolah tinggal menerima,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Disdikpora, FX Brata Pujisusila, menjelaskan bahwa 26 GGD tersebut sudah ditetapkan pemerintah pusat. Jumlah dan lokasi penempatan guru-guru tersebut sudah masuk ke Disdikpora.
“Tinggal nama-namanya saja. Jumlah guru dan tempat mereka akan mengajar sudah ada,” terangnya. Mereka adalah guru untuk SD dan SMP yang akan mengabdi di sekolah-sekolah di pedalaman dan perbatasan,” ujarnya.
GGD, lanjut FX Brata Pujisusila, merupakan pengganti guru sebelumnya yang diperbantukan untuk wilayah pedalaman-perbatasan. Yaitu guru dari program Sarjana Mengajar di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (SM3T).
“Sekarang GGD yang statusnya adalah PNS,” sebutnya. Dengan status tersebut maka mereka diwajibkan untuk siap menetap di tempat sekolah berada. Siapa pun dan dari mana pun asal guru tersebut, setelah diangkat dan ditetapkan harus siap mengabdi.
Untuk diketahui, hasil hitung-hitungan Disdikpora, menunjukan bahwa kebutuhan guru untuk sekolah di Malinau masih sangat banyak, yaitu 500 orang. Saat ini, jumlah seluruh guru baik PNS maupun guru kontrak sebanyak 3.000 guru, sedangkan guru PNS sebanyak 2.000 orang.
Dari jumlah yang dibutuhkan tersebut, diantaranya untuk memenuhi kebutuhan 11 sekolah, SMA, SMP dan SD yang baru dibuka Disdikpora.
“Tahun ini kita mendapatkan tambahan 26 guru,” ungkapnya kepada Koran Kaltara, Kamis (17/11) kemarin. Ke-26 guru tersebut berstatus PNS yang dijaring langsung oleh pemerintah pusat. “Sekolah tinggal menerima,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Disdikpora, FX Brata Pujisusila, menjelaskan bahwa 26 GGD tersebut sudah ditetapkan pemerintah pusat. Jumlah dan lokasi penempatan guru-guru tersebut sudah masuk ke Disdikpora.
“Tinggal nama-namanya saja. Jumlah guru dan tempat mereka akan mengajar sudah ada,” terangnya. Mereka adalah guru untuk SD dan SMP yang akan mengabdi di sekolah-sekolah di pedalaman dan perbatasan,” ujarnya.
GGD, lanjut FX Brata Pujisusila, merupakan pengganti guru sebelumnya yang diperbantukan untuk wilayah pedalaman-perbatasan. Yaitu guru dari program Sarjana Mengajar di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (SM3T).
“Sekarang GGD yang statusnya adalah PNS,” sebutnya. Dengan status tersebut maka mereka diwajibkan untuk siap menetap di tempat sekolah berada. Siapa pun dan dari mana pun asal guru tersebut, setelah diangkat dan ditetapkan harus siap mengabdi.
Disdikpora sebelumnya mengajukan penambahan guru dari program tersebut sebanyak 100 orang. Jumlah tersebut diajukan sebelum seleksi dilakukan. “Yang dipenuhi 26 orang,” sebutnya lagi.Penambahan guru PNS lewat program GGD diakui akan meringankan beban kebutuhan guru di Malinau yang masih cukup banyak.
Untuk diketahui, hasil hitung-hitungan Disdikpora, menunjukan bahwa kebutuhan guru untuk sekolah di Malinau masih sangat banyak, yaitu 500 orang. Saat ini, jumlah seluruh guru baik PNS maupun guru kontrak sebanyak 3.000 guru, sedangkan guru PNS sebanyak 2.000 orang.
Dari jumlah yang dibutuhkan tersebut, diantaranya untuk memenuhi kebutuhan 11 sekolah, SMA, SMP dan SD yang baru dibuka Disdikpora.
*korankaltara/wh
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani