Fosfolipid merupakan salah satu contoh lemak kompleks yang dibangun oleh senyawa gliserol dan fosfat pada bagaian kepala dan 2 rantai asam lemak pada bagian ekor.
Fosfolipid merupakan molekul amfipatik yaitu molekul yang memiliki dua sifat yaitu “takut” air (hidrofobik) dan bisa menerima air atau hidrofilik (gambar 3.18). Model Fosfolipid dapat dibagi dua bagian yang berbeda yaitu bagian kepala yang bersifat polar dibangun oleh senyawa gliserol dan senyawa fosfat. Sementara bagian ekor merupakan senyawa asam lemak yang bersifat non polar. Bagian polar bersifat hidrofilik sementara bagian non polarnya, atau bagian ekor, bersifat hidrofobik. Akibat kondisi ini, bagian kepala yang bersifat polar akan selalu berkumpul dan suka dengan molekul air. Sementara bagian ekor karena tidak suka dengan molekul air, maka bagian ini akan menjauhi air. Akibat sifat ini, fosfolipid dalam air akan membentuk dua lapisan, bilayer, dimana salah satu lapisan yang bersifat polar akan mendekati air, sedangkan bagian asam lemak yang bersifat non
polar atau apolar akan berkumpul menjauhi bersentuhan dengan molekul air. Untuk mempertahankan kondisi bilayer ini, maka bentuk fosfolipid pada akhirnya akan berbentuk sebuah lingkaran atau ruang yang dibatasi oleh lapisan fosfolipid (gambar 3.18.).
Fosfolipid dapat mempengaruhi fluiditas membran. Fluiditas membran dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain fosfolipid, kolesterol dan suhu. Suhu memiliki pengaruh besar terhadap fluiditas membran karena suhu dapat mempengaruhi dinamika fosfolipid dan kolesterol. Pada saat suhu tinggi, fosfolipid akan saling menjauh sehingga fluidatas membran menurun, sementara ketika suhu tinggi, fosfolipid akan saling mendekat karena tidak cukup energi untuk beregerak. Hal ini menyebabkan fluiditas membran menurun, pada kondisi suhu sangat rendah, dapat terjadi kristalisasi.
Fosfolipid merupakan molekul amfipatik yaitu molekul yang memiliki dua sifat yaitu “takut” air (hidrofobik) dan bisa menerima air atau hidrofilik (gambar 3.18). Model Fosfolipid dapat dibagi dua bagian yang berbeda yaitu bagian kepala yang bersifat polar dibangun oleh senyawa gliserol dan senyawa fosfat. Sementara bagian ekor merupakan senyawa asam lemak yang bersifat non polar. Bagian polar bersifat hidrofilik sementara bagian non polarnya, atau bagian ekor, bersifat hidrofobik. Akibat kondisi ini, bagian kepala yang bersifat polar akan selalu berkumpul dan suka dengan molekul air. Sementara bagian ekor karena tidak suka dengan molekul air, maka bagian ini akan menjauhi air. Akibat sifat ini, fosfolipid dalam air akan membentuk dua lapisan, bilayer, dimana salah satu lapisan yang bersifat polar akan mendekati air, sedangkan bagian asam lemak yang bersifat non
polar atau apolar akan berkumpul menjauhi bersentuhan dengan molekul air. Untuk mempertahankan kondisi bilayer ini, maka bentuk fosfolipid pada akhirnya akan berbentuk sebuah lingkaran atau ruang yang dibatasi oleh lapisan fosfolipid (gambar 3.18.).
Gambar 3.18. Bentuk biyaler fosfolipid terbentuk akibat adanya bagian polar yang hidrofilik dan bagian non polar yang hidrofobik. |
*Guru Pembelajar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani