Mungkin ada yang belum paham apa beda antara USBN dengan Ujian Nasional (UN) yang rutin dilaksanakan tiap tahun. Katanya UN sekarang bukan penentu kelulusan, apa betul? Lalu, apa sebetulnya USBN itu?
Untuk itu, simak wawancara detikcom dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat berbincang di Barelang, Batam, Kepulauan Riau, pada Kamis (23/3/2017) berikut ini:
Ujian Sekolah selama ini kan tidak menentukan kelulusan, apakah sama halnya dengan USBN?
Menentukan kelulusan. Malah sekarang, Ujian Nasional yang nggak. Sekarang yang rawan (bocor) itu USBN karena menentukan kelulusan.
Bagaimana bila soal USBN sampai bocor?
Tapi kalau bocor segala itu kan baru tahun ini. Kalau dulu kan nggak ada USBN. Kalau dulu bocor, nggak ada yang ribut wong semuanya bocor. Kan Ujian Sekolah.
USBN ini kan justru kalau sekarang banyak cerita bocor itu berarti bagus, karena selama ini sudah bocor (tapi) pada diam saja. Karena yang buat (soalnya) sekolah, dibocorkan gurunya pun tidak ada yang tahu. Nggak ada yang ngawasi, nggak ada standarnya.
Padahal kita punya standar nasional pendidikan. Baru ini kita perlakukan betul standar itu.
Apakah semua sekolah sudah siap dengan USBN?
Memang banyak yang belum siap makanya harus pelan-pelan. Tahun depan sudah lebih baik lah, karena kalau ada pelanggaran kita beri sanksi. Sekarang pun yang melanggar akan diberi sanksi.
Kan dulu, dulu nggak ada Ujian Sekolah Berstandar Nasional, semaunya guru (membuat soalnya). Karena kebijakan itu baru berapa bulan, mereka banyak yang masih belum siap dan lagi sekarang kita kontrol semua.
Adakah pihak eksternal yang awasi pelaksanaan USBN?
LSM kita libatkan, ICW kita persilakan awasi. Selama ini memang nggak beres. Sekarang ada berita, berarti bagus. Kita perbaiki sistem ke depan dan terus kita perbaikan terus.
Siapa yang membuat soal USBN?
Regional, dan itu yang menentukan kelulusan.
Dulu kan banyak siswa yang tidak serius dengan ujian sekolah, karena fokus di UN. Terkadang ada siswa yang sebetulnya tak lulus, tapi diluluskan oleh gurunya. Bagaimana dengan sekarang?
Saya dulu juga begitu kok. Sekarang sudah nggak bisa. USBN menentukan kelulusan. Banyak orang nggak tahu bahwa Ujian Nasional tak menentukan kelulusan.
Kalau dulu kan nilai rapor pun bisa dimainkan guru. Kalau sekarang nggak bisa itu. Sekarang begitu nilai keluar, langsung masuk Data Pokok Pendidikan, sudah dikunci. Kalau nggak begitu kita nggak akan maju.
Misalnya sekarang ada lembaga pengguna lapangan kerja terima lamaran, bisa ambil data ke Data Pokok Pendidikan. Sekarang sekolah nggak bisa palsukan nilai. Karena sekarang, seminggu setelah ujian ini nilai harus masuk.
Apakah berlaku juga untuk sekolah swasta?
Sekolah swasta juga sama, kecuali yang belum terakreditasi. Sekolah yang belum terakreditasi, ujiannya harus numpang ke sekolah lain. Tapi yang tanda tangan keterangan ujian itu sekolah yang ketempatan.
Tapi selama ini kan sekolah swasta bergantung pada kebijakan yayasan. Bagaimana kalau yayasan 'menakut-nakuti' guru agar mengatrol nilai siswanya?
Sekarang yayasan pun nggak bisa nakut-nakutin lagi. Sekarang ini, dengan Ujian Sekolah Berstandar Nasional ini guru aman.
Setelah USBN kan masih ada UN, bagaimana persiapannya?
Sudah. Semua soal sudah di provinsi dan dijaga polisi. Tinggal nanti didistribusi ke sekolah-sekolah saja pada H-3. Peserta UN 2017 ada 7,8 juta untuk SMP-SMA.
Kalau UN lewat komputer (UNBK), soal baru sampai kalau dia duduk di depan komputer.
Ada tambahan peserta UNBK?
Dulu sudah, tapi kecil, hanya nggak sampai 10 persen. Sekarang untuk SMA/SMK sudah 80 persen, SMP 40 persen.
Dengan begitu kita tahu kan berapa sekolah yang membutuhkan komputer. Kita akan bekerja sama dengan Menkominfo dan Kementerian ESDM untuk ini.
Sumber: https://news.detik.com/wawancara/d-3456401/mendikbud-sekarang-usbn-penentu-kelulusan-un-malah-tidak
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani