Tahun Depan Rekrut Lagi 3.000 Guru, Anggaran Rp 350 M, SM-3T Batal Setop

Tahun Depan Rekrut Lagi 3.000 Guru, 
Anggaran Rp 350 M, SM-3T Batal Setop

Foto facebook: Agus Susilohadi
JAKARTA – Pemerintah memastikan batal menghentikan program sarjana mengajar daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (SM3T). Rekrutmen segera dilakukan untuk memenuhi kebutuhan guru di kawasan perbatasan tahun depan. 

Kepastian itu disampaikan Menristekdikti M. Nasir saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (18/4). ’’ Tahun ini kami ajukan anggarannya, dan disetujui presiden. Sehingga tidak jadi dibatalkan (dihentikan),’’ terangnya. Dalam waktu dekat, Kemenristekdikti akan membuka pendaftaran guru untuk program tersebut. 

Untuk kebutuhan program itu, pihaknya menganggarkan Rp 350 miliar. Anggaran tersebut bisa digunakan untuk membiayai 3.000 guru. Tahun ini sistem rekrutmennya sedikit berbeda dibandingkan tahun­ tahun sebelumnya. Kemenristekdikti tidak hanya merekrut untuk kebutuhan di perbatasan. ’’ Tapi nanti juga untuk menyelesaikan kebutuhan di Kemendikbud, yakni guru produktif untuk SMK,’’ tutur Nasir. Kebutuhannya mencapai 500 guru. 

Dari sekitar 3.000 guru yang akan direkrut, lanjut dia, 500 guru khusus untuk memenuhi kebutuhan guru SMK. Selebihnya akan disebar ke berbagai daerah yang sesuai kriteria. Yakni, di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal. ’’Merata di seluruh perbatasan,’’ tambahnya. Sebab, jumlah guru di perbatasan memang masih sangat minim. 

Sebelumnya, Kemenristekdikti memutuskan menghentikan program SM3T mulai tahun ini. Ada beberapa alasan yang jadi pertimbangan. Di antaranya, peserta SM3T itu belum memiliki sertifikat profesi guru. Padahal, dalam UU Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru wajib bersertifikat. 

Alasan berikutnya adalah Indonesia saat ini mengalami kekurangan guru hingga 300 ribu orang. Cukup kewalahan jika ditangani dari program SM3T saja. Sebab, rata­rata kuota SM3T setiap tahun hanya 3.000 peserta. Sedianya, setelah menghentikan program SM3T, Kemenristekdikti menjalankan sejumlah skema pengisian guru. Misalnya, pengisian guru produktif untuk SMK dan membuka program pendidikan profesi guru (PPG) reguler. 

Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab menyambut baik dibatalkannya penghapusan program SM3T. Menurut dia, program SM3T adalah salah satu agenda pemerintah yang berpihak kepada rakyat di daerah pinggiran. Dia mengakui memang benar ada kekurangan guru di Indonesia. ’’Pemerintah silakan buat skenario­skenario pemenuhannya. Tapi, SM3T dipertahankan,’’ jelasnya. 

Bagi Rochmat, praktik di lapangan, banyak peserta SM3T yang lebih memperhatikan proses pembelajaran ketimbang guru tetapnya. Contohnya, ada guru permanen yang datang ke sekolah pinggiran hanya saat ujian, sedangkan pada hari biasa proses belajar terhenti. ’’Peserta SM3T seharihari tinggal di dekat sekolah. Pembelajaran jadi berjalan terus,’’ paparnya. (byu/wan/c17/oki) 

Sumber: Jawa Pos · 19 Apr 2017

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama