Pengertian Metagenesis Pteridophyta

Pteridophyta bereproduksi secara aseksual (vegetatif) maupun seksual (generatif). Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora yang terdapat di dalam sporangium (kotak spora). Spora akan tumbuh menjadi gametofit.

Selain menggunakan spora, beberapa jenis pteridophyta bereproduksi vegetatif dengan beberapa cara berikut.

a. Umbi batang, contohnya pada Marsilea crenata.
b. Tunas pada tepi daun atau kuncup tunas, contohnya pada Asplenium buldiferum.
c. Tunas pada ujung daun, contohnya pada Asplenium pennatifidum.
d. Tunas akar, contohnya pada Ophioglosum sp.
e. Fragmentasi, contohnya pada Dryopteris rigida.
f. Apogami, terjadi jika terbentuknya sporofit langsung dari gametofit tanpa persatuan gamet. Apogami dapat terjadi pada Dropteris, Adiantum, Diplazium, Asplenium, Lycopodium, Equisetum, Polypodium.
g. Apospori, terjadi jika terbentuknya protalium dari sporofit tanpa melalui pembentukan spora. Apospori dapat terjadi pada Pteridium aquilinum, Asplenium demorphum, Osmunda regalis, Osmunda javanica, Tectaria trifoliate dan Pteris cretica.

Reproduksi secara seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid berflagel yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Dalam siklus hidupnya, Pteridophyta mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara fase gametofit yang berkromosom haploid (n) dan fase sporofit yang berkromosom diploid (2n).

Fase sporofit hidup lebih dominan atau memiliki masa hidup yang lebih lama dibanding fase gametofit.

1.         Metagenesis pada pteridophyta homospora



2.         Metagenesis pada pteridophyta heterospora


3.         Metagenesis pada pteridophyta peralihan

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama