Media oh media.... begitu hebat hiperbola mu.
Sejak diberitakan secara nasional pada bulan juli tahun 2015 oleh media online jawa pos group di situs beritanya, kabar kesejahteraan Guru Garis Depan yang istimewa hebatnya menjadi perbincangan di dunia pendidikan khususnya bagi guru-guru diseluruh indonesia.
Selamat deh...Status CPNS, Tahun Pertama Sudah Bergaji Rp 8 Juta. itulah judulnya.
Guru Garis Depan bagaikan dihembus oleh angin surga yang menjadi motivasi besar atas pengabdian di daerah pelosok dan perbatasan negeri.
Sejak diberitakan secara nasional pada bulan juli tahun 2015 oleh media online jawa pos group di situs beritanya, kabar kesejahteraan Guru Garis Depan yang istimewa hebatnya menjadi perbincangan di dunia pendidikan khususnya bagi guru-guru diseluruh indonesia.
Selamat deh...Status CPNS, Tahun Pertama Sudah Bergaji Rp 8 Juta. itulah judulnya.
Guru Garis Depan bagaikan dihembus oleh angin surga yang menjadi motivasi besar atas pengabdian di daerah pelosok dan perbatasan negeri.
Sebuah judul indah yang membuat minat lulusan Alumni SM-3T dan Program Lainnya yang mengasilkan Sertifikat Pendidik Prajabatan semakin terpacu ingin menjadi bagian dari program itu.
Sampai saat ini pemberitaaan Gaji 8 Jutaan dan segala keistimewaan itu masih digembar-gemborkan oleh media nasional dan lokal.
Benarkah itu?
Sekarang mari kita merujuk pada faktanya. Setelah hampir 13 bulan penuh sebanyak 789 Guru Garis Depan yang disebar di 28 Kabupaten di Tahun 2015 ternyata tidak terbukti apa yang disangkakan itu.
Guru Garis Depan bukanlah Guru yang seistimewa itu. Mereka sama dengan para CPNS daerah lainnya. Cuma jalur rekrutmennya saja yang istimewa. yakni direkrut oleh pusat dan kemudian diserahkan ke pemerintahan daerah penempatan.
Adapun kesejahteraan mereka juga sama dengan dengan para guru daerah lainnya, jika mereka ditempatkan di daerah terpencil (Zona Khusus) mungkin beberapa dari mereka akan menerima tunjangan khusus layaknya CPNS/PNS lainnya, Jika tidak, maka mereka hanya akan menerima gaji pokok 80% sesuai dengan aturan baku yang berlaku di Republik Indonesia yang tercinta ini, walaupun harga bahan pokok dan kebutuhan tidak baku seperti kesejahteraan yang meraka dapatkan didaerah pengabdian.
Namun meskipun begitu, itu bukanlah alasan bagi Guru Garis Depan (GGD) untuk tidak membuktikan loyalitas dan pengabdian mereka pada bangsa ini.
Mereka tak butuh lagi janji-janji, tapi akan senantiasa berbakti.
Mereka akan tetap berkarya dan memberikan inspirasi bagi jutaan insan pendidikan di Negeri ini, Karena,
"Guru Mulya Karena Karya"
Terima Kasih GGD
Semangat mu tak boleh terpatahkan oleh janji kesejahteraan.
Salam maju Bersama Guru Garis Depan Indonesia.
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani