Kabar Gembira!
Dimuat dalam media online minangkabaunews.com senin, 20 Juni 2016:
PADANG - Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) merupakan program pemerintah di bawah naungan kemendikbud dan kemenristek. Program SM3T pertama kali didirikan pada tanggal 19 oktober 2011 hingga kini, program ini bertujuan untuk pemerataan pendidikan diseluruh NKRI mulai dari Aceh, Kalimantan, Maluku, NTT hingga Papua khususnya wilayah terdepan, terluar, tertinggal.
Alur prospek untuk menjadi peserta program SM3T bukanlah perkara gampang, butuh banyak proses dan tahap-tahap seleksi yang harus dilalui. Apabila sarjana mendidik dinyatakan layak/lulus seleksi maka peserta harus mempersiapkan diri menjadi pejuang pendidik seutuhnya untuk mengabdikan diri di pelosok negeri selama 1 tahun.
Untuk memotivasi pengabdian guru SM3T Kemendikbud dan kemenristek telah menyiapkan prospek yang nantinya akan dihadiahkan kepada pejuang-pejuang pendidik. Mulai dari program pendidikan profesi guru (PPG) yang berasrama dengan status beasiswa 1 tahun pasca SM3T.
Setelah peserta lulus dari PPG mendapatkan sertifikat seperti PLPG guru sertifikasi dan gelar profesi "Gr" bisa disebut guru berprestasi, dengan sertifikat itu akan dipriotitaskan pemerintah melalui jalur khusus Pegawai Negeri Sipil keguruan sesuai bidangnya yang disebut program Guru Garis Depan (GGD). Dan Juga diberikan pilihan untuk mengikuti seleksi calon pendidik di Sabah Malaysia dan Mindanau, Filipina.
Tahun ini, jumlah CPNS program GGD sebanyak 7.000 orang yang bakal ditempatkan di 93 kabupaten yang tersebar di 28 provinsi.
Sebelumnya, jumlah daerah yang mendapat jatah penempatan guru PNS dari program GGD di 28 kabupaten yang tersebar diempat propinsi, formasi guru garis depan (GGD) tahun 2016 di aula Grand Sahid Hotel, Jumat (13/5/2016). Penandatanganan MOU ini disaksikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sumarna Surapranata.
Ketua Umum Ikatan SM-3T Sumatera Barat (Islami Fatwa S,Pd.,ST) di Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Mengatakan Sumatera Barat memiliki 3 daerah yang masuk dalam kategori 3T sesuai dengan Surat BAPPENAS No 2421/Dt.7.2/04/2015, Tanggal 21 April 2015 yaitu Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Solok Selatan dan Kepulauan Mentawai. Menegaskan bahwa bukan hanya tiga kabupaten tergolong 3T dalam hal pendidikan di sumatera barat. Masih banyak daerah di sumatera barat yang sangat membutuhkan sarjana berprestasi seperti peserta SM-3T khususnya peserta sarjana dari Universitas Negeri Padang (UNP) yang telah mencapai lebih 1000 orang hingga 5 Angkatan SM-3T yang telah lulus dari Universitas Negeri Padang dan mampu menaklukkan medan tempur, mengentaskan kebodohan, buta huruf, dan lain-lain di lokasi pengabdian seperti di kabupaten Lanny Jaya, Merauke, Pegunungan Bintang, Ende NTT, Sanggau, Kalimantan dan kepulauan-kepulauan yang ada di Aceh. Mereka itu putra-putri Sumatera Barat yang berprestasi skala nasional yang telah lulus dari rentetan ujian masuk SM-3T, Ujian PPG bersifat nasional serentak online dan bahkan Ujian untuk hidup di wilayah tertinggal, tidak ada listrik, tidak ada telekomunikasi, jarak tempuh terkadang hingga 2 hari jalan kaki menuju lokasi pengabdian, bahkan untuk makan harus menyesuikan dengan masyarakat setempat seperti makan ubi, sagu, jangung dan lain-lain (disana tidak ada rumah makan padang).
Di tempat terpisah Sekretaris Umum Ikatan SM-3T Sumatera Barat Gusmirawita S.Pd dari Kabupaten Solok menghimbau kepada pemerintah daerah sumatera barat beserta bupati, kepala dinas pendidikan kabupaten yg tersebar disumatera barat khususnya pemda yang mengusulkan menerima kuota GGD (Guru Garis Depan Jilid II) Tahun 2016. Harapannya dapat mempertimbangkan prestasi-prestasi mereka putra daerah yang telah berjuang untuk nasional, sudah saatnya mereka membangun daerah untuk nasional. Sehingga prestasi seperti ini oleh putra-putri daerah sumatera barat tidak terabaikan dan lari ke-provinsi daerah lain, menurut data IKA SM3T Sumatera Barat ratusan peserta dari Ranah Minang mempunyai harapan demikian dan menyadari bahwa Sumatera Barat dalam kondisi mengkwatirkan khusus pendidikan, mereka siap melanjutkan pengabdian di pelosok Sumatera Barat sebab mereka telah terlatih di medan tempur yang lebih keras seperti di Papua, Nusa Tenggara Timur dan lain-lain. Disamping itu Ranah Minang sendiri masih sangat membutuhkan mereka agar tercapai percepatan pembangunan yang merata sesuai dengan program kerja pemerintah dan IKA SM-3T SUMBAR serta tidak menimbulkan dosa sosial bagi mereka dan pemerintah daerah, IKA SM-3T SUMBAR melaui program kerjanya berharap Tahun 2019 tidak ada lagi di Sumatera Barat daerah yang tergolong 3T, anak usia sekolah harus sekolah, semua sekolah terpenuhi gurunya oleh putra-putri daerah.
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani