Asesmen kontekstual merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapai oleh masyarakat dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam pengertian tersebut termasuk pula bagaimana keterampilan peserta didik untuk menghubungkan (relate), menginterpretasikan (interprate), menerapkan dan mengintegrasikan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata.
Berikut ini akan diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.
a. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.
b. Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention).
c. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
d. Communication, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
e. Transfering, asesmen yangmenuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelaske dalam situasi atau konteks baru.
Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai berikut.
a. Peserta didik mengkonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia.
b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata.
c. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.
Berikut akan disajikan perbandingan asesmen tradisional dan asesmen kontekstual.
Sumber: Buku Penyusuanan Soal Higher Order Thinking Skill's Sekolah Menegah Atas (SMA)
Berikut ini akan diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.
a. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.
b. Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention).
c. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
d. Communication, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
e. Transfering, asesmen yangmenuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelaske dalam situasi atau konteks baru.
Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai berikut.
a. Peserta didik mengkonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia.
b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata.
c. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.
Berikut akan disajikan perbandingan asesmen tradisional dan asesmen kontekstual.
Tabel: Perbandingan Asesmen Tradisional dan Asesmen Kontekstual |
Sumber: Buku Penyusuanan Soal Higher Order Thinking Skill's Sekolah Menegah Atas (SMA)
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani