Pengertian PISA (Programme for International Student Assessment)

PISA  adalah studi internasional tentang penilaian prestasi literasi membaca, matematika, dan sains peserta didik berusia 15 tahun, yang  dikoordinasikan oleh OECD  (Organisation for Economic Cooperation and Development) yang berkedudukan di Paris, Perancis.  Desain danimplementasi studi berada dalam tanggung jawab konsorsium internasional yang beranggotakan  Educational Testing Service (ETS),  the Australian Council for Educational Research (ACER), the Netherlands National Institute for Educational Measurement (Citogroep), the National Institute for Educational Policy Research in Japan (NIER),  dan  WESTAT United States. 

Berikut ini akan dipaparkan frameworkliterasi yang diukur dalam studi internasional
PISA.

1.  Literasi Membaca
Literasi membaca, merupakan kemampuan seseorang untukmemahami, menggunakan, merefleksi serta terlibat pada wacana teks dalam rangka mencapai tujuan membaca, mengembangkan pengetahuan dan potensi diri serta berpartisipasi dalam masyarakat. PISA fokus pada membaca untuk belajar bukan belajar membaca, oleh karena itu, tes PISA tidak menguji kemampuan membaca tingkat dasar.

Literasi membaca dalam  PISA  diukur menggunakan sejumlah instrumen yang dibangun oleh 3 (tiga) karakteristik utama, sebagai berikut.

a.  Situasi.  Mengacu pada berbagai konteks yang luas, meliputi:  a)  personal, yaitu teks yang memuat informasi pribadi seorang tokoh baik yang bersifat praktis maupun intelektual  misalnya  surat-surat pribadi, biografi, email pribadi, blog, liburan, dan sejenisnya; b) publik, terkait dengan isu-isu yang
menjadi pusat perhatian masyarakat luas, seperti bahaya penggunaan HP, olahraga, produk makanan dan minuman, dan lain-lain; c) pendidikan, situasi yang berhubungan dengan pendidikan seperti pembelajaran, buku-buku teks, tugas-tugas dalam pembelajaran, serta berbagai kegiatan di sekolah secara luas, dan d)  pekerjaan, berhubungan dengan jenis-jenis pekerjaan seperti dokter, pendidik, pengusaha, peneliti, sales, pilot, asuransi, dan lain-lain.

b.  Teks. Dalam PISA terdapat 4 (empat) klasifikasi utama teks, yaitu klasifikasi berdasarkan:  a) media,  terdiri atas media cetak (berupa brosur, majalah, jurnal) atau digital (berupa kemampuan membaca navigasi seperti scroll bar, tab, hyperlink,  atau  embeded text);  b) lingkungan hidup
(wacana  tentang lingkungan hidup, pesan berbasis lingkungan hidup,  atau  campuran antara
wacana dan pesan berbasis lingkungan hidup);  c) format teks,  terdiri atas: format kontinu berupasurat kabar, esai, novel, cerita pendek, ulasan, laporan;  dan  format tidak kontinu berupa daftar, tabel, grafik, diagram, iklan, jadwal, katalog, indeks; dan d) jenis teks, terdiri atas: teks deskripsi, narasi, eksposisi, argumen, instruksi/perintah, transaksi.

c.  Aspek.  Terdapat 3  (tiga)  aspek dalam pengembangan instrumen literasi membaca yaitu:  a)  mengakses dan mengambil informasi  meliputi memahami domain informasi dan navigasi yang disediakan untuk mencari dan mengambil satu atau lebih cuplikan informasi  yang berbeda;  b)
mengintegrasi dan menginterpretasi  yaitu mengolah, memaknai, mengembangkan informasi yang diperoleh; dan  c)  merefleksi dan mengevaluasi  yaitu menggambarkan pengetahuan, ide atau sikap di luar teks, untuk menghubungkan  informasi yang diberikan dalam teks dalam bingkai konseptual dan referensi pengalaman, selanjutnya peserta tes membuat penilaian terhadap informasi yang diberikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesukaran pada pertanyaan literasi membaca.

1)  Pada aspek  mengakses dan mengambil informasi, tingkat kesukaran dikondisikan dengan menyesuaikan jumlah penggalan informasi yang harus ditemukan peserta tes dengan  jumlah kesimpulan  yang akan  dibuat, serta menemukan  sejumlah keunggulan informasi penting dengan panjang dan kompleksitas beragam yang disajikan dalam teks.

2)  Pada aspek  mengintegrasi dan menginterpretasi, tingkat kesukaran dipengaruhi oleh jenis interpretasi yang diperlukan misalnya, membuat perbandingan lebih mudah daripada menemukan kontras; jumlah penggalan informasi yang harus diperhatikan  terkait dengan  derajat/degree  dan perbandingan informasi dalam teks; serta sifat teks yang kurang familiar dan konten yang abstrak dan lebih kompleks mengakibatkan butir soal cenderung semakin sulit.

3)  Pada aspekmerefleksi dan mengevaluasi, tingkat kesukaran dipengaruhi oleh jenis refleksi atau evaluasi yang diperlukan dari yang paling mudah ke yang lebih sukar. Jenis refleksi adalah: menghubungkan, menjelaskan dan membandingkan,  mengajukan hipotesisdan mengevaluasi. Butir soal akan bertambah sulit bila peserta tes harus menggambarkan pengetahuan yang bersifat khusus dari  pada pengetahuan yang bersifat luas dan umum.  Jenis abstraksi dan panjang teks, serta kedalaman terhadap pemahaman teks yang diperlukan untuk menyelesaikan tes juga berpengaruh pada tingkat kesukaran butir soal.



Sumber: Buku Penyusuanan Soal Higher Order Thinking Skill's Sekolah Menegah Atas (SMA)

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama