Terobosan pemerintah untuk memeratakan pendidikan di Merauke, Papua, ditempuh salah satunya dengan menerjunkan 58 Sarjana Mendidik didaerah yang tergolong 3T, terdepan, terluar dan tertinggal. Program SM-3T telah berlangsung satu tahun.
Bupati Merauke, Frederikus Gebze mengemukakan, program SM-3T sangat tepat dilakukan di Merauke, mengingat tingginya angka putus sekolah serta belum meratanya layanan pendidikan. Disisi lain, gagasan tersebut dapat memotivasi tenaga pendidik untuk lebih giat mengabdikan diri mengajar di tempat tugas.
Sementara itu, Wakil Dekan I FKIP Universitas Negeri Yogyakarta, Marman Suryama menjelaskan, penempatan 58 Sarjana Mendidik sebagai calon guru dari Fakultasnya, selain untuk melatih mereka menjadi guru profesional dan tangguh, juga ajang mencari pengalaman bertugas di wilayah Indonesia timur. “Mereka ditempatkan mengajar di 11 distrik, mulai 20 Agustus 2015 sampai 12 Agustus 2016,” ujar Marman, Jumat (12/8).
Sebelum diterjunkan, puluhan Sarjana Mendidik yang mengemban misi mengajar di daerah 3T di Merauke itu, terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan cukup. “Termasuk penyiapan mental dan fisiknya.”
Dikatakan Marman, pasca penarikan 58 SM-3T, Pemerintah Daerah selanjutnya dapat mengajukan kembali permintaan Guru Garis Depan untuk ditempatkan di Merauke. “Saat ini mereka kita tarik kembali, karena masih perlu melanjutkan studi lagi,” katanya.
58 SM-3T, masing-masing 20 orang dari Universitas Negeri Padang dan 38 dari Universitas Negeri Yogyakarta. Pemda Merauke mengalokasikan anggaran sebanyak Rp 538 juta lebih untuk membiayai program tersebut selama 1 tahun.
Bupati Merauke, Frederikus Gebze mengemukakan, program SM-3T sangat tepat dilakukan di Merauke, mengingat tingginya angka putus sekolah serta belum meratanya layanan pendidikan. Disisi lain, gagasan tersebut dapat memotivasi tenaga pendidik untuk lebih giat mengabdikan diri mengajar di tempat tugas.
Sementara itu, Wakil Dekan I FKIP Universitas Negeri Yogyakarta, Marman Suryama menjelaskan, penempatan 58 Sarjana Mendidik sebagai calon guru dari Fakultasnya, selain untuk melatih mereka menjadi guru profesional dan tangguh, juga ajang mencari pengalaman bertugas di wilayah Indonesia timur. “Mereka ditempatkan mengajar di 11 distrik, mulai 20 Agustus 2015 sampai 12 Agustus 2016,” ujar Marman, Jumat (12/8).
Foto: metromerauke |
Dikatakan Marman, pasca penarikan 58 SM-3T, Pemerintah Daerah selanjutnya dapat mengajukan kembali permintaan Guru Garis Depan untuk ditempatkan di Merauke. “Saat ini mereka kita tarik kembali, karena masih perlu melanjutkan studi lagi,” katanya.
58 SM-3T, masing-masing 20 orang dari Universitas Negeri Padang dan 38 dari Universitas Negeri Yogyakarta. Pemda Merauke mengalokasikan anggaran sebanyak Rp 538 juta lebih untuk membiayai program tersebut selama 1 tahun.
*Metro Merauke/Nuryani/Jerry Omona
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani