Seluma - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Seluma, Muksir Ibrahim S.Pd mengaku prihatin dengan 65 guru Mendidik Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) yang belum juga menerima biaya hidup dari kementerian. Dalam waktu dekat, Muksir akan koordinasi ke Kemendikbud mempertanyakan biaya hidup tersebut.
“Nanti saya telepon pejabat kementerian untuk mempertanyakan kenapa biaya hidup yang dijanjikan Rp 2,5 juta per bulan belum juga ditransfer. Saya yakin itu ditunggu-tunggu mereka. Kami hanya bisa membantu dengan koordinasi ke pusat, kalau bantuan fasilitas atau materi kita tidak ada anggaran,” jelas Muksir.
Sembari menunggu transfer biaya hidup dari pusat, Muksir mengimbau kepala sekolah (kepsek) menanggung biaya hidup guru SM-3T. “Kan sudah ada ketentuan, guru SM-3T yang belum dapat kiriman biaya hidup segala macam keperluan dan biaya hidupnya jadi taggung jawab sekolah tempat mereka mengabdi. Komite dan kepsek atau masyarakat setempat agar membantu,” tambah Muksir.
Muksir berharap semua guru SM-3T tetap semangat dan tidak ada yang mengeluh. Sebab, kalau sampai terdengar kembali ada yang mengeluh, Muksir akan melaporkan guru yang bersangkutan ke kementerian agar ditarik kembali dan diganti guru lain. Sebab, masih banyak guru lain yang antre.
Setelah guru SM-3T selesai menjalankan tugas dan pengabdiannya di daerah terpencil selama setahun, mereka bisa atau diperbolehkan ikut tes CPNS Seluma. “Memang itu yang mereka harapkan melalui program SM-3T ini. Dulu sudah ada mantan guru SM-3T yang jadi PNS di Seluma,” jelas Muksir.
Muksir yakin dan percaya guru SM-3T mampu bertahan sampai setahun. Karena mereka adalah orang-orang profesional yang sudah dilatih dan dididik untuk melaksanakn tugas. “Pokoknya sesuai arahan dari kementerian, mereka sudah dididik seprofesional mungkin. Soal biaya hidup, sabar dulu,” demikian Muksir.
“Nanti saya telepon pejabat kementerian untuk mempertanyakan kenapa biaya hidup yang dijanjikan Rp 2,5 juta per bulan belum juga ditransfer. Saya yakin itu ditunggu-tunggu mereka. Kami hanya bisa membantu dengan koordinasi ke pusat, kalau bantuan fasilitas atau materi kita tidak ada anggaran,” jelas Muksir.
Sembari menunggu transfer biaya hidup dari pusat, Muksir mengimbau kepala sekolah (kepsek) menanggung biaya hidup guru SM-3T. “Kan sudah ada ketentuan, guru SM-3T yang belum dapat kiriman biaya hidup segala macam keperluan dan biaya hidupnya jadi taggung jawab sekolah tempat mereka mengabdi. Komite dan kepsek atau masyarakat setempat agar membantu,” tambah Muksir.
Muksir berharap semua guru SM-3T tetap semangat dan tidak ada yang mengeluh. Sebab, kalau sampai terdengar kembali ada yang mengeluh, Muksir akan melaporkan guru yang bersangkutan ke kementerian agar ditarik kembali dan diganti guru lain. Sebab, masih banyak guru lain yang antre.
Ilustrasi: Pengabdian Guru SM-3T |
Bisa Ikut Tes CPNS Seluma
Setelah guru SM-3T selesai menjalankan tugas dan pengabdiannya di daerah terpencil selama setahun, mereka bisa atau diperbolehkan ikut tes CPNS Seluma. “Memang itu yang mereka harapkan melalui program SM-3T ini. Dulu sudah ada mantan guru SM-3T yang jadi PNS di Seluma,” jelas Muksir.
Muksir yakin dan percaya guru SM-3T mampu bertahan sampai setahun. Karena mereka adalah orang-orang profesional yang sudah dilatih dan dididik untuk melaksanakn tugas. “Pokoknya sesuai arahan dari kementerian, mereka sudah dididik seprofesional mungkin. Soal biaya hidup, sabar dulu,” demikian Muksir.
*tew/harianrakyatbengkulu
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani