Demikian di sampaikan Koordinator Umum SM3T Sadikman Indra, saat di temui Media ini di Asrama Yos Sudarso, Jum’at (13/1).
Menurutnya, anak-anak yang mengenyam pendidikan di pedalaman itu sangat luar biasa. Salah satu contohnya adalah anak yang berasal dari Kampung Tanas Distrik Eli Kobel bisa menjadi seorang Pilot, hal tersebut menjadi realita luar biasa yang di temukannya. Bukan hanya pilot saja, bahkan juga ada juga yang sudah menjadi TNI.
Ditambahkan bahwa kendala lain yang dihadapi adalah permasalahan jalan yang rusak sehingga mengakibatkan sulitnya kendaraan yang melintas di areal sekolah yang ada. ”Jadi kalau jalan tidak bisa diperbaiki mau sampai kapanpun tidak akan ada perubahan,” katanya.
Ditambahkan pula, puluhan guru tersebut tidak semua memiliki teknik dalam bidang mengajar, namun mereka telah dilatih sebelum diberangkatkan ke wilayah Papua (Merauke).
Diungkapkan pula oleh Fidelis, salah satu guru SM3T di Distrik Waan, bahwa kendala lain yang dihadapi oleh adalah kehadiran para siswa dalam proses belajar mengajar. Animo orang tua murid dalam hal pendidikan di wilayah tersebut, disebutnya masih sangat kurang.
“Biasanya di waktu sekolah terkadang orang tua murid membawa keluar anaknya pergi berbefak (menginap) ke hutan untuk cari makan, bahkan sampai kadang kita bingung kok jam sekolah orang tua bisa bawa anaknya pergi ke hutan,” katanya.
Ia berharap pihak legislative, dalam hal ini DPRD, dapat menyampaikan kepada pihak Pemerintah Daerah dan pemerintah di tingkat Distrik agar melakukan sosialisasi, tentang bagaimana meningkatkan tingkat kepedulian masyarakat terhadap Pendidikan.
Sumber: http://infopublik.id/read/186062/guru-sm3t-mengharapkan-perhatian-serius-pemerintah.html
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani