Bekerja di Laboratorium

Praktikum biologi dapat dilaksanakan di laboratorium maupun di luar labotarium. Praktikum biologi di luar laborotarium dapat dilaksanakan di green house, di kebun, atau di halaman sekolah. Praktikum di dalam labotarium berbeda dengan praktikum di luar ruang labotarium. Bekerja di dalam ruang labotarium harus memerhatikan beberapa aturan yang meliputi tata tertib penggunaan laboratorium dan langkah-langkah keselamatan kerja.

1. Tata tertib penggunaan laboratorium
  • Pakailah baju khusus praktikum untuk melindungi tubuh dan baju seragam sekolah dari kontaminasi zat-zat kimia. 
  • Di atas meja kerja hanya diperbolehkan meletakkan buku, alat tulis, bahan, dan alat praktikum. 
  • Jangan memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di laboratorium. 
  • Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium. 
  • Pengambilan zat sejumlah yang diperlukan, jangan berlebihan.
  • Setelah selesai bekerja, bersihkan alat-alat, meja, dan ruangan. 
  • Pisahkan sampah padat dan sampah cair. Sampah cair dapat dibuang di bak saluran pembuangan air, sedangkan sampah padat dibuang di tempat sampah. 
  • Sisa pengambilan zat sebaiknya dibuang, jangan dimasukkan kembali ke botol asal. 
  • Sebelum meninggalkan ruangan, teliti kembali keadaan di dalam laboratorium. 
2. Langkah-langkah keselamatan kerja di laboratorium

a. Keselamatan kerja

Hal-hal berikut perlu dilakukan untuk memastikan keselamatan kerja di laboratorium.

  • Sebelum praktikum, sebaiknya minum segelas susu untuk menetralkan tubuh dari pengaruh kontaminasi zat-zat kimia. 
  • Kenakan penutup hidung dan mulut, kaca mata, serta sarung tangan saat mengambil zat-zat kimia yang mudah menguap dan berbahaya. 
  • Gunakan alat bantu, seperti pipa kaca, pipet tetes, sendok plastik, atau pinset untuk mengambil zat atau bahan. 
  • Hati-hati saat membawa dan menggunakan alat-alat praktikum yang terbuat dari kaca. 
  • Jika ada bagian tubuh yang terkena zat kimia, segera basuh dengan air. 
  • Gunakan obat-obatan P3K jika ada yang terluka. 
  • Segera muntahkan jika ada zat-zat kimia yang masuk ke dalam mulut. 
  • Jangan mencium zat kimia secara langsung. 
  • Arahkan mulut tabung menjauhi badan ketika memanaskan zat di dalam tabung reaksi. 
  • Jika terjadi kebakaran, segera padamkan api dengan alat pemadam kebakaran atau tutup dengan lap tebal yang sudah dibasahi dengan air. 
  • Cucilah tangan dengan sabun setelah selesai bekerja. 
b. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di laboratorium

Jika terjadi kecelakaan kerja di dalam laboratorium, perlu diperlukan pertolongan pertama sebelum diberi tindakan medis lanjutan yang diperlukan.
  • Luka bakar akibat zat kimia asam , Hapus zat asam dengan kapas atau kain halus, kemudian cuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya. Selanjutnya, cuci dengan larutan Na2CO3 1%. Cuci lagi luka dengan air, keringkan, olesi dengan salep levertran (salep minyak ikan), dan balut dengan kain perban. 
  • Luka bakar akibat zat kimia basa, Kulit dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, bilas dengan asam asetat 1%, cuci kembali dengan air, keringkan, olesi dengan salep boor. Balut dengan kain perban. 
  • Luka bakar karena panas, Luka karena panas dapat terjadi akibat kontak langsung dengan api, gelas, atau logam panas. Jika kulit terlihat hanya memerah, olesi dengan salep levertran. Jika kulit sampai merasa nyeri, kompres dengan air secepatnya, dan bawa si penderita ke dokter. Jika luka terlalu besar, jangan diberi obat apapun, aliri air bersih pada kulit yang terbakar. Luka bakar yang besar tidak boleh ditutupi perban atau bahan apapun dan segera bawa ke dokter. 
  • Mata terkena percikan zat kimia, Segera basuh dengan air sebanyak-banyaknya. 
  • Keracunan zat melalui hidung, Bawa si penderita ke tempat yang udaranya segar. Jika penderita tidak bisa bernapas, berikan napas buatan. 
  • Keracunan melalui mulut, Jika zat hanya sampai di mulut, segera kumur sebanyak-banyaknya. Jika zat tertelan, segera muntahkan. Jika tidak bisa muntah, pancing dengan minum segelas air yang dicampur 2 sendok teh garam dapur atau pancing dengan jari yang dimasukkan ke pangkal kerongkongan hingga dapat muntah. Jika korban pingsan, hindari pemberian sesuatu melalui mulut dan harus segera dibawa ke dokter. 
  • Terluka, Balutlah luka berdarah dengan kain kasa untuk menghentikan pendarahan (periksa luka dari serpihan kaca). Jika luka ringan olesi dengan anti septik dan dibalut dengan kain kasa. 
  • Tersengat arus listrik, Matikan saklar pusat saluran listrik. Jangan sentuh korban sebelum listrik di matikan. Pisahkan antara kabel dengan orang yang kesentrum dengan kayu panjang.

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama