Komitmen Pemerintah: Jumlah Guru Garis Depan Terus Ditingkatkan, Tahun 2016 Segera Dibuka Kuotanya Sebanyak 3.500 Guru

Suatu terobosan positif yang patut di apresiasi untuk pemerintahan sekarang, khususnya kementerian Pendidikan dan kebudayaaan. Guru Garis depan merupakan bentuk nyata pemerintah dalam mengejar pemerataan kualitas pendidikan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T)

Sarjana-sarjana yang telah ditempa melalui program SM-3T kembali dihadirkan di daerah 3T setelah menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) sehingga patut dan layak diberi Guru Profesional.

Tidak main-main, 798 Guru Garis Depan pun telah diterjunkan Pada angkatan 1 dan ditempatkan di 4 Provinsi dan 28 Kabupaten di seluruh Indonesia. Tahun ini (2016) Pemerintah akan membuktikan Komitmennya dengan membuaka jalan lebar kepada Guru-Guru Profesional dengan bekal sertifikat pendidik dengan Kuota CPNS sebanyak 3.500 orang.

Simak Berita Lengkapnya dibawah ini.


Jakarta, Kemendikbud - Pemerintah berkomitmen meningkatkan program Guru Garis Depan (GGD), baik dari segi jumlah guru yang dikirim maupun jumlah daerah tujuan. Program GGD merupakan upaya pemerintah memeratakan akses pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, jadi perlu terus ditingkatkan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyatakan hal tersebut dalam konferensi pers akhir tahun 2015 di Kantor Kemendikbud Jakarta, Rabu (30/12/2015).

Anies menyebutkan bahwa untuk program GGD angkatan kedua tahun 2016, jumlah guru yang akan dikirim meningkat dibandingkan jumlah guru angkatan pertama di tahun 2015 yang berjumlah 798 orang. "Guru-guru yang dikirim ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dalam program GGD adalah guru-guru dengan status CPNS dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG)," kata Menteri Anies menambahkan.

Program Guru Garis Depan (GGD) merupakan strategi dan upaya pemerintah memeratakan akses pendidikan dengan meningkatkan ketersediaan tenaga pendidik di daerah 3T. Program GGD angkatan pertama telah mengirimkan 798 guru profesional ke 28 kabupaten di daerah 3T yang tersebar di empat provinsi. Keempat provinsi tujuan program GGD tersebut yaitu Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat. Presiden Joko Widodo berkesempatan melepas guru-guru GGD angkatan pertama di Istana Negara bulan Juli lalu.

Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Nurzaman menyebutkan bahwa saat ini terdapat 122 kabupaten yang termasuk dalam daerah tertinggal dan terdapat 43 kabupaten yang termasuk dalam daerah terdepan dan terluar yang beririsan dengan daerah tertinggal. "Dalam Program GGD tahap kedua mendatang, Kemendikbud telah mengusulkan kepada 123 kabupaten daerah 3T di seluruh Indonesia ditambah 28 kabupaten yang telah menjadi daerah sasaran sebelumnya untuk bekerja sama dalam program ini," kata Nurzaman di Makassar bulan Oktober yang lalu.

Nurzaman menyebutkan, sebanyak 3.500 guru lulusan Sarjana Mendidik di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (SM-3T) telah diseleksi untuk memenuhi kebutuhan program GGD tahap kedua. Guru-guru lulusan SM-3T yang merupakan program dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ini, kata dia, telah memenuhi syarat sebagai guru profesional. Syarat-syarat guru profesional tersebut yaitu memenuhi kualifikasi akademik dan memiliki sertifikat profesi pendidik. 

(kemdikbud/Nur Widiyanto/Pak Pandani)

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....

Salam Pak Pandani

Lebih baru Lebih lama