Guru Garis Depan (GGD) merupakan program baru yang diluncurkan oleh kementerian pendidikan pada tahun 2015. Program ini telah menghasilkan 798 guru-guru profesional yang telah dilepas secara nasional pada bulan Mei 2015 yang lalu di istana negara. Pada tahun ini pemerintah berencana kembali mengutus 3.500 guru garis depan yang akan disebar diseluruh wilayah terdepan, terluar dan tertinggal dengan status CPNS.
Guru Garis Depan (GGD) diharapkan menjadi salah satu solusi untuk proses pemerataan kulaitas pendikan diseluruh negeri khususnya daerah 3T.
Jakarta - Pelayanan pendidikan di daerah terpencil saat ini masih rendah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, dalam menyelesaikan masalah ini, negara hadir dengan program Guru Garis Depan (GGD) karena pemerataan pendidikan di Tanah Air masih menjadi tugas besar yang harus dilakukan negara.
Anies menjelaskan, para guru yang terpilih merupakan guru yang berkomitmen untuk menetap dengan jangka panjang di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Sejauh ini telah dikirim 789 guru untuk mengabdi di daerah tersebut. Sedangkan untuk 2016, pemerintah telah menyiapkan formasi 3.500 guru untuk kembali dikirim ke daerah- daerah yang membutuhkan.
"Kita mulai menangani kekurangan guru di daerah terpencil tahun ini dengan program GGD. Progaram ini beda dengan program sebelumnya seperti SM-3T. GGD untuk jangka panjang dan mereka telah di-PNS-kan," kata Pendiri Indonesia Mengajar ini di Jakarta, Rabu (30/12).
Dia menjelaskan, rumusan GGD ini sesuai dengan Nawacita yang menjadi agenda prioritas Presiden Joko Widodo yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dan meningkatkan kualitas hidup rakyat melalui peningkatan kualitas pendidikan, terutama pendidikan anak-anak sehingga pelayanan di daerah tersebut ditingkatkan, tidak hanya menyangkut biaya pendidikan, sarana dan prasarana, infrastruktur, tetapi juga tentang ditribusi guru.
Menurut Alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) ini, program GGD merupakan langkah nyata yang ditempuh pemerintah dalam menyediakan guru-guru terbaik untuk daerah-daerah yang membutuhkan, khusunya daerah 3T.
beritasatu/Maria Fatima Bona/PCN/Pak Pandani
Anies menjelaskan, para guru yang terpilih merupakan guru yang berkomitmen untuk menetap dengan jangka panjang di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Sejauh ini telah dikirim 789 guru untuk mengabdi di daerah tersebut. Sedangkan untuk 2016, pemerintah telah menyiapkan formasi 3.500 guru untuk kembali dikirim ke daerah- daerah yang membutuhkan.
"Kita mulai menangani kekurangan guru di daerah terpencil tahun ini dengan program GGD. Progaram ini beda dengan program sebelumnya seperti SM-3T. GGD untuk jangka panjang dan mereka telah di-PNS-kan," kata Pendiri Indonesia Mengajar ini di Jakarta, Rabu (30/12).
Dia menjelaskan, rumusan GGD ini sesuai dengan Nawacita yang menjadi agenda prioritas Presiden Joko Widodo yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dan meningkatkan kualitas hidup rakyat melalui peningkatan kualitas pendidikan, terutama pendidikan anak-anak sehingga pelayanan di daerah tersebut ditingkatkan, tidak hanya menyangkut biaya pendidikan, sarana dan prasarana, infrastruktur, tetapi juga tentang ditribusi guru.
Menurut Alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) ini, program GGD merupakan langkah nyata yang ditempuh pemerintah dalam menyediakan guru-guru terbaik untuk daerah-daerah yang membutuhkan, khusunya daerah 3T.
beritasatu/Maria Fatima Bona/PCN/Pak Pandani
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya di Blog Pak Pandani | Belajar dan Berbagi. Jika ada pertanyaan, saran, dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini....
Salam Pak Pandani